REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) telah memiliki peta jalan untuk mencapai target-target keberlanjutan.
Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo, menyampaikan, peta jalan itu fokus pada efisiensi energi dari manajemen energi, dan percepatan pencapaian target penurunan emisi karbon. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan bahan bakar alternatif termasuk refuse-derived fuel (RDF), inisiasi proyek solar panel di Pabrik Tuban.
Kemudian, hydrogen injection project di 2023 juga dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi karbon, sejalan dengan target penurunan emisi karbon yang menjadi komitmen pemerintah. "SBI juga melakukan optimalisasi digitalisasi untuk peningkatan efisiensi di pabrik," kata Lilik melalui keterangan resmi, Sabtu (25/2/2023).
Adapun untuk menghadapi tantangan ke depannya, SBI memilih menciptakan peluang. Peluang tersebut didapatkan dari mereka yang saat ini ingin memiliki hunian, para pengguna jalan serta mereka yang memiliki kepedulian pada keberlanjutan.
"Ini adalah peluang kami. Di SBI, kami memperkuat inovasi berbasis prinsip-prinsip keberlanjutan, untuk menciptakan solusi-solusi pembangunan yang berdaya tahan dan ramah lingkungan. Resiliensi bukan hanya manfaat untuk bisnis, tapi juga nilai tambah bagi masyarakat," kata Lilik.
Selain solusi-solusi berkelanjutan, SBI juga berupaya menciptakan peluang melalui proyek pengembangan dermaga dan sarana produksi semen di Tuban yang merupakan salah satu realisasi kerja sama strategis antara SBI dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC). Proyek pengembangan dermaga yang direncanakan untuk mampu memenuhi permintaan pasar ekspor hingga 500 ribu ton semen per tahun ini, akan melengkapi kemampuan Perseroan untuk memperluas jangkauan pasar ekspor dalam sinergi bersama SIG dan TCC.