Ahad 26 Feb 2023 08:30 WIB

KH Ali Yafie Dinilai Sosok yang Tawadhu

Pemikiran KH Ali Yafie Kerap menjadi bahan diskusi mahasiswa.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Foto keluarga KH Ali Yafie dan Nyai Hj Aisyah
Foto: Andrian Saputra / Republika
Foto keluarga KH Ali Yafie dan Nyai Hj Aisyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) keempat, Prof. KH Ali Yafie wafat pada Sabtu (25/2/ 2023) pukul 22:13 WIB di RS Premier Bintaro. Kepulangannya menyisakan duka mendalam bagi sejumlah pihak.

"Almarhum sosok yang tawadhu dan alim di bidang fikih sosial dan fikih keluarga. Beliau alim fikih yang dikenang denga fikih sosial dan fikih keluarga dan fikih lingkungan," kata Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis pada Ahad (26/2/2023).

Baca Juga

Semenjak awal Februari lalu, Kiai Ali Yafie sudah dikabarkan dirawat di rumah sakit. Sejumlah tokoh sempat menjenguk saat Kiai Ali Yafie sakit, termasuk Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Kiai Ali Yafie juga pernah menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"Orang luar Jawa yang pertama jadi Rais Aam PBNU. Saat saya jadi mahasiswa selalu mengkaji pemikiran beliau dan mendiskusikan dengan teman-teman di kajian Foskobara (Forum Studi Komuniras Salemba Raya)," kata KH Cholil.

Adapun Kiai Ali Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 September 1926. Dia merupakan ulama fikih dan pernah mengemban amanah sebagai Rais Aam PBNU pada 1991-1992.

Sementara itu, Jenazah Kiai Ali Yafie akan dibawa ke rumah duka di Sektor 7 Bintaro Jaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement