REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat, Jaswita Jabar, berkonsentrasi mengembangkan desa wisata. Pengembangan ini untuk membangkitkan ekonomi pariwisata melalui kolaborasi dengan warga setempat.
Chief Operating Officer (COO) PT Jaswita Jabar Raden Ridha Wirahman P usai seminar nasional secara hybird mengenai peluang industri pariwisata Indonesia pascapandemi Covid-19 di IICC Botani Square Bogor, Sabtu (25/2), mengatakan, konsep wisata berkelanjutan dengan mengajak wisatawan kembali ke alam merupakan salah hal yang menarik dan sesuai dengan keadaan kabupaten dan kota di Jawa Barat.
"Jadi memang kami salah satunya, konsentrasi ke desa wisata. Sudah ada beberapa yang mendapat penghargaan, semoga ke depan lebih banyak lagi," katanya.
Menurut Ridha, sapaannya, ekowisata dapat mengembalikan kembali kecintaan masyarakat terhadap keasrian di tengah kehidupan perkotaan dengan aktivitas yang padat.
Sementara itu, katanya, bagi masyarakat desa yang semula banyak pergi ke kota akan memiliki rasa ingin mengembangkan desanya dan menjaga ekosistem lingkungannya.
Di Jawa Barat telah ada delapan desa yang mendapatkan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, yaitu Desa Wisata Gegesik Kulon di Cirebon peringkat kedua konten kreatif, Desa Wisata Alamendah di Bandung mendapat peringkat kedua desa digital.
Selain itu, Desa Wisata Saung Ciburial di Garut mendapatkan peringkat tiga toilet umum bersih, Desa Wisata Cisande di Sukabumi mendapat peringkat kelima toilet umum bersih, Desa Wisata Cibuntu di Kuningan mendapat peringkat ketiga inspiratif, Desa Wisata Hanjeli peringat ketiga wisata rintisan dan Desa Wisata Situs Gunung Padang mendapat terbaik ketiga toilet bersih.
Jaswita, kata dia, mendapat amanat Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) menumbuhkan usaha warga sekitar. Masyarakat diajak ke dalam forum kesadaran wisata (fordarwis) untuk memahami potensi usaha pariwisata di sekitarnya.
"Jadi untuk mengurangi pungli dan membuat masyarakat sadar wisata dulu itu yang penting, biasanya digarap oleh pemerintah setempat, kemudian kami masuk memberi informasi investor, pengelolaan wisata yang bisa dikembangkan," katanya.
Dia menyebutkan, di Jawa Barat pada 2022 jumlah kunjungan wisata domestik telah mencapai 22 juta wisatawan, sedangkan pelancong mancanegara sebanyak 1.156 orang.
Kondisi tersebut, katanya, sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan pada 2021 dan 2020 yang terdampak pandemi Covid-19. "Jadi kondisi ini sudah sangat jauh lebih baik. Tapi kita ingin tahun ini jauh lebih baik," ujarnya.