REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang wanita asal Inggris tertular penyakit Legionnaires setelah menginap di vila Airbnb. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri pada paru-paru dan dapat memicu terjadinya pneumonia mematikan.
Insiden ini bermula ketika wanita bernama Pamela Farman tersebut berlibur ke Florida, Amerika Serikat, bersama dengan suami dan putrinya. Selama liburan, mereka menginap di vila Airbnb berbeda karena dua vila pertama yang mereka inapi memiliki kondisi kotor dan kolam renang yang ditumbuhi ganggang.
Setelah beberapa hari menginap di vila ketiga, Pamela mulai mengalami gejala batuk dan kesulitan bernapas. Pamela lalu dilarikan ke rumah sakit dan dirawat selama sepekan sebelum kemudian melakukan penerbangan untuk pulang ke Inggris.
Sesampainya di Inggris, Pamela kembali dirawat di rumah sakit selama empat hari. Dari rangkaian perawatan ini, diketahui bahwa Pamela terkena penyakit Legionnaires.
"Dia beruntung bisa hidup (setelah paru-parunya menjadi) sangat rusak (akibat infeksi bakteri)," jelas tim dokter yang menangani Pamela, seperti dilansir The Sun, Ahad (26/2/2023).
Wanita berusia 75 tahun tersebut mengatakan penyakit ini telah merenggut kesenangan dalam hidupnya. Pamela mengungkapkan bahwa dirinya kini kerap kesulitan bernapas, merasakan lelah yang ekstrim, serta sulit menjalani aktivitas sehari-hari.
"Saya tak bisa lagi berolahraga, dan mencoba untuk berjalan kaki terasa seperti mimpi buruk," ujar Pamela.
Meski sembilan bulan telah berlalu, Pamela masih terdampak oleh efek berkepanjangan akibat penyakit Legionnaires. Pamela bahkan tak bisa mengakses perawatan untuk penyakit osteoporosis yang telah diidapnya selama dua tahun.
Putri Pamela, Lindsay Martin, juga menyesali sikap pihak Airbnb yang pada awalnya menolak untuk bertanggung jawab atau menawarkan refund. Lindsay mengatakan keluarganya hanya ingin kejadian yang sama tak menimpa pelanggan lain.
Pihak keluarga Pamela kini sedang berupaya menempuh jalur hukum untuk menuntut Airbnb. Mereka menilai Airbnb perlu lebih memperhatikan kebersihan dan sanitasi di seluruh fasilitas yang mereka sewakan.
"Pamela Farman merupakan bukti hidup bahwa Airbnb gagal menepati janji-janji mereka (untuk memberikan penginapan yang aman dan bersih)," ujar perwakilan keluarga Pamela, Thomas Scolaro, dari firma hukum Feesfield Scolaro yang berbasis di Amerika Serikat.
Berkaitan dengan hal ini, Airbnb menegaskan bahwa pihak mereka selalu menjadikan keamanan dan keselamatan pelanggan sebagai prioritas. Mereka juga sedang melakukan investigasi atas insiden yang terjadi dan telah menghubungi pihak keluarga Pamela untuk memberikan dukungan.