Ahad 26 Feb 2023 20:16 WIB

Muslim Eropa Diminta Hindari Beli Kurma Israel Selama Ramadhan     

Boikot kurma Israel adalah bentuk jihad ekonomi Muslim Eropa

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Kurma (ilustrasi). Boikot kurma Israel adalah bentuk jihad ekonomi Muslim Eropa
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kurma (ilustrasi). Boikot kurma Israel adalah bentuk jihad ekonomi Muslim Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Muslim di seluruh Eropa didorong untuk memeriksa label buah dan menghindari membeli kurma Israel pada Ramadhan untuk memastikan mereka tidak berbuka puasa dengan 'rasa apartheid'. Hal ini disampaikan penyelenggara boikot, Friends of Al-Aqsa (FOA) pada Sabtu (25/2/2023).

 

Baca Juga

“Dengan memilih untuk tidak membeli kurma Israel pada Ramadhan ini, komunitas Muslim dapat mengirim pesan yang jelas dan kuat untuk mengecam pendudukan ilegal Israel dan apartheid di Palestina,” kata Shamiul Joarder dari FOA yang berbasis di Inggris, dilansir dari laman Arab News pada Ahad (26/2/2023).

 

“Israel adalah produsen kurma Medjoul terbesar di dunia, dengan 50 persen kurma Israel diekspor ke Eropa. Kurma ini kemudian dijual di supermarket besar serta toko-toko lokal di seluruh benua," sebut FOA dalam sebuah pernyataan.

 

FOA menambahkan, sebesar 50 persen kurma Israel diekspor ke Eropa, di mana Inggris, Belanda, Prancis, Spanyol, dan Italia mengimpor buah kering dalam jumlah besar. Pada 2020 Inggris mengimpor lebih dari 3.000 ton kurma dari Israel, senilai sekitar 7,5 juta pound (8,9 juta dolar Amerika).

 

Di samping itu, sepanjang tahun ini, Israel telah membunuh setidaknya 62 warga Palestina termasuk 13 anak-anak, setara dengan satu anak setiap lima hari.

 

“Pemerintah Israel meningkatkan penghancuran rumah pada tingkat yang mengkhawatirkan dan telah berjanji untuk memperluas pemukiman ilegal pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya,” sebut FOA.

Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW

 

 

FOA menekankan bahwa organisasi hak asasi manusia internasional terkemuka, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch, telah mengatakan bahwa Israel melakukan kejahatan apartheid, tetapi negara-negara Eropa gagal menjatuhkan sanksi terhadap Israel dan menegakkan hukum internasional.

 

“Saatnya memperbaharui komitmen kami terhadap BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi) Ramadhan ini. Kita harus ingat bahwa sebagai komunitas kita kuat, kita dapat membuat suara kita didengar melalui tindakan sederhana mengembalikan kurma Israel ke rak," ucap Joarder.

 

“Yang perlu kita lakukan hanyalah #CheckTheLabel dan tidak membeli kurma dari apartheid Israel,” lanjut dia.

 

 

Sumber: arabnews  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement