Senin 27 Feb 2023 10:30 WIB

Pakistan Hadapi Tantangan Pengemis Musiman Menjelang Ramadhan

Pengemis bermunculan di Pakistan menjelang Ramadhan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Pakistan Hadapi Tantangan Pengemis Musiman Menjelang Ramadhan. Foto: Tiga pengemis, ilustrasi
Foto: Blogspot
Pakistan Hadapi Tantangan Pengemis Musiman Menjelang Ramadhan. Foto: Tiga pengemis, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Masyarakat yang tinggal di kota-kota besar Pakistan menuntut pihak berwenang mengambil tindakan serius untuk mencegah pengemis. Sejumlah besar pengemis, yang berasal dari daerah yang jauh di negara itu, dikhawatirkan menyerbu kota-kota besar untuk mendapatkan manfaat besar selama bulan Ramadhan.

Setiap tahunnya, ratusan pengemis profesional termasuk wanita dan anak-anak, dilaporkan bergerak menuju daerah-daerah berpenduduk di kota -kota besar sebelum kedatangan Ramadhan.

Baca Juga

Terlepas dari sejumlah titik di jalanan, bazaar, maupun persimpangan lalu lintas, tempat suci sufi juga menjadi benteng untuk pengemis musiman ini. Seorang warga negara yang tidak ingin disebutkan namanya menyebut, di lokasi itu pengunjung memberikan banyak uang kepada mereka atas nama persembahan agama (amal).

"Otoritas yang bersangkutan harus meluncurkan tindakan keras pada pengemis musiman ini," kata seorang warga negara dikutip di Nation, Senin (27/2/2023). Ia menambahkan, pada saat yang sama setiap orang juga harus berhenti memberi mereka uang dan mencegah sikap mengemis selama Ramadhan.

Mendukung pernyataan tersebut, seorang sipir lalu lintas menyebut jumlah pengemis yang berkeliaran di jalanan telah meningkat secara signifikan, dalam beberapa tahun terakhir.

Seorang pengemis, yang enggan menyebutkan namanya, menyebut bulan Ramadhan adalah musim terbaik untuk mengemis. Di bulan ini, seharinya ia bisa menghasilkan lebih dari 1.000 rupee Pakistan atau setara Rp 59.165,  karena setiap orang ingin memberikan amal saat Ramadhan.

Tidak hanya meminta-minta, para pengemis tersebut juga kerap ditemukan terlibat dalam beberapa kejahatan dan menciptakan bahaya lalu lintas. Imbauan untuk tidak memberikan mereka uang pun disampaikan seorang pengendara, yang menyebut masyarakat tidak boleh bersimpati kepada pengemis dan bisa menyumbangkan uangnya ke badan amal yang terdaftar.

"Orang -orang selama bulan suci Ramadhan harus menggunakan organisasi amal resmi untuk membantu yang membutuhkan," kata seorang warga negara.

Keluhan atas kehadiran pengemis ini disampaikan seorang pembeli di pasar, yang menyebut pengemis dari berbagai usia mulai berdatangan di pasar, mal, maupun dan bazaar. "Kami tidak bisa menghindari mereka karena mereka tidak akan berhenti mengomel ke mana pun Anda pergi," ucap dia.

Seorang pekerja sosial pun menyebut jika para pengemis itu tidak ditangani dengan bijaksana, jumlah pengemis musiman akan terus tumbuh dalam beberapa bulan mendatang.

Dalam Islam, menolong orang lain adalah suatu kewajiban. Namun, perilaku meminta-minta atau mengemis adalah perilaku seseorang yang tidak mau berikhtiar/berusaha dan meninggalkan kewajiban.

Para ulama sepakat perbuatan meminta-minta adalah haram. Alasannya, orang yang meminta-minta sebenarnya meninggalkan kewajiban berikhtiar yang diperintahkan Allah, kecuali dalam keadaan terpaksa. Misalnya karena buta, lumpuh, sangat lemah dan sebagainya, sehingga kalau tidak meminta-minta ia tidak dapat mempertahankan hidupnya.

Syamsuddin az-Zahabiy (1416 H) menjelaskan, sebagian orang sangat ringan untuk meminta kepada orang lain, tanpa adanya kebutuhan yang mendesak dan sering mengatakan: "diberi ya syukur, tidak diberi ya tidak mengapa." Padahal, ia menyebut meminta-minta di samping berdosa, juga menurunkan martabat dan muru’ah.

Dalam suatu hadist diungkapkan di akhirat nanti orang yang suka meminta-minta daging di wajahnya akan rontok, sehingga tinggal kulit dan tulang. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: "Nabi saw bersabda, sebagian orang selalu meminta-minta hingga ketika sampai di hari kiamat, tidak ada sedikit pun daging di wajahnya.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Dalam hadist lain diungkapkan, “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa meminta-minta, sedang ia mempunyai kecukupan, maka ia datang di hari kiamat dengan wajah yang tercakar-cakar.” [HR. Ahmad; Shahih al-Jami’: 6255]

Dalam hadis lainnya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meinta-minta, sedang ia mempunyai kecukupan, maka sungguh hanyalah memperbanyak bara api di jahannam. Para sahabat bertanya: Berapakah jumlah kecukupan yang menyebabkan ia tidak pantas meminta-minta? Rasulullah saw. menjawab: Sekedar untuk dapat makan pagi dan makan sore.” [HR. Abu Dawud; Shahih al-Jami’: 7280]

Hadis-hadis tersebut menegaskan bahwa meminta-minta bukan karena terpaksa, adalah haram dan dosanya sangat besar. 

Sumber:

https://www.nation.com.pk/27-Feb-2023/seasonal-beggars-turn-to-cities-ahead-of-ramadan

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement