REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Permasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkumham mengaku Bharada Richard Eliezer bakal di penjara di Lapas Salemba, Jakarta Pusat. Ditjen PAS Kemenkumham menyampaikan penempatan Eliezer disana dilaksanakan sesuai rekomendasi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan Kejari.
Penempatan itu diharapkan membuat Eliezer tetap memperoleh haknya sebagai narapidana. "Penempatan di Lapas Salemba, selain sesuai rekomendasi LPSK, juga dengan mempertimbangkan pengamanan, pembinaan, pemberian hak-hak dasar dan hak-hak bersyarat," kata Koordinator Humas dan Protokol Ditjenpas Kemenkumham Rika Aprianti dalam keterangannya, Senin (27/2/2023).
Rika menyatakan Ditjen PAS melibatkan LPSK dan Aparat Penegak Hukum (APH) dalam menempatkan Eliezer. "Penempatan RE selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan LPSK dan APH," ujar Rika.
Sebelumnya, Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyampaikan sudah berkoordinasi dengan Kemenkumham terkait penempatan dan pengawalan Eliezer. Dari komunikasi itu, Kemenkumham disebut mensinyalkan bakal mengikuti rekomendasi LPSK.
"Kemenkumham dan Ditjen PAS terima usul LPSK soal penempatan dan pengamanan Bharada E," ujar Edwin.
Dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Joshua Hutabarat (Brigadir J), eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo diganjar hukuman mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kemudian istrinya, Putri Candrawathi dihukum 20 tahun penjara.
Sedangkan Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal divonis masing-masing 15 dan 13 tahun penjara. Terakhir, Bharada Richard Eliezer yang berstatus justice collaborator di kasus ini dijatuhi hukuman 1,5 tahun penjara.