REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Modus penipuan melalui telepon masih marak terjadi. Bahkan belakangan, penipu melancarkan modusnya dengan berpura-pura sebagai kurir dan melampirkan aplikasi APK untuk menjebak calon korban.
Sejak 2017 hingga 2022, Kemkominfo RI mencatat telah menerima kurang lebih 486 ribu laporan dari masyarakat terkait dengan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik. Karena itulah masyarakat diminta selalu waspada terhadap berbagai aksi penipuan.
Sebagai upaya pencegahan, berikut 10 tanda peringatan bahwa seseorang sedang mencoba menipu Anda, seperti dilansir laman Finance Buzz, beberapa waktu lalu:
1. Mengaku debt collector
Waspadalah jika seseorang tiba-tiba menelepon atau datang ke rumah dan mengeklaim bahwa utang Anda sudah jatuh tempo, dan mengancam akan melaporkan ke polisi jika Anda tidak segera membayarnya. Jika Anda memang merasa memiliki utang, jangan panik dan menelan mentah-mentah ancaman penipu. Pasalnya, perusahaan resmi kemungkinan besar akan memberikan dokumentasi tertulis tentang utang yang Anda miliki.
2. Penipu mendesak Anda segera bertindak
Desakan adalah tanda peringatan dari sebuah penipuan. Penipu tahu bahwa jika Anda bereaksi lambat terhadap permintaan tersebut atau menutup telepon, kemungkinan besar Anda tidak akan tertipu. Itulah mengapa mereka ingin Anda segera mengambil tindakan.
3. Meminta informasi pribadi
Ketika ada yang menelepon dan meminta informasi pribadi termasuk nama lengkap dan alamat, nomor jaminan sosial, nomor surat izin mengemudi (SIM), hingga password, itu dipastikan penipu.
4. Meminta akses ke akun keuangan
Tujuan utama dari penipuan adalah untuk mendapatkan uang. Jadi, sudah jelas bahwa Anda tidak boleh memberikan informasi keuangan kepada siapa pun yang menelepon dan memintanya. Penipu bisa mendatangkan malapetaka setelah mereka mengakses nomor rekening dan kata sandi, jadi jagalah informasi tersebut dengan hati-hati.
5. Menyuruh mentransfer uang
Permintaan agar mentransfer uang adalah tanda peringatan penipuan klasik. Misalnya, seseorang mungkin meminta Anda mentransfer uang untuk membantu anggota keluarga keluar dari penjara atau melunasi tagihan. Atau, Anda mungkin diminta untuk mengirimkan kartu debit prabayar. Transaksi-transaksi ini terkadang sulit dilacak dan dapat dikirim ke berbagai tujuan di seluruh dunia sehingga mengurangi kemungkinan Anda mendapatkan uangnya kembali.
6. Menghubungi tentang 'keadaan darurat'
Dalam penipuan ini, korban biasanya diberitahu tentang keadaan darurat dan harus segera bereaksi dengan mengirimkan sejumlah uang. Misalnya, korban mungkin diminta mengirim uang untuk membayar tagihan medis atau membebaskan anak dari penjara.
Modus lain misalnya penelepon mungkin memberi tahu bahwa korban telah menang undian, dan akan kehilangan kesempatan itu jika tidak membayar biaya awalnya saat itu juga. Intinya, kapan pun Anda merasa tertekan untuk segera bertindak, ada kemungkinan besar itu adalah penipuan.
7. Meminta merahasiakan sesuatu
Berhati-hatilah jika seseorang menelepon dan meminta Anda untuk tidak memberi tahu keluarga atau teman tentang hal itu, atau bahkan mengancam akan menarik hadiah jika Anda membocorkan ke orang lain. Pada kenyataannya, Anda diminta merahasiakannya karena mereka tidak ingin penipuannya terungkap.
8. Mengimingi sesuatu yang terlalu mewah
Jika kedengarannya terlalu indah untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu penipuan. Jadi ketika Anda benar-benar tidak yakin apakah suatu penawaran adalah penipuan, tutup telepon dan hubungi pihak berwenang.
9. Penipu mengeklaim ada masalah dengan hadiah atau undian
Dalam penipuan umum lainnya, penipu biasanya memberi tahu bahwa korban memenangkan hadiah tertentu. Ketika hadiah akan dikirim, sering kali penipu meminta biaya untuk pengiriman barang yang tentu saja itu tidak akan pernah sampai. Penipu mungkin meminta informasi rekening bank dengan janji palsu untuk mengirimi hadiah uang.
10. Penipu berpura-pura berasal dari organisasi tertentu
Terkadang, penipu menelepon dan mengaku berasal dari organisasi yang familier bagi korban. Penjahat seperti itu sering mengaku sebagai perwakilan pemerintah, misalnya. Dalam kasus lain, penipu mungkin menyamar sebagai seseorang dari badan amal, atau bertindak sebagai perwakilan bisnis seperti perusahaan utilitas.
Ini bisa menjadi penipuan yang sulit dideteksi karena penipu mungkin menggunakan teknologi yang membuat panggilan tampak berasal dari organisasi ketika muncul di ID penelepon Anda. Jika Anda ragu, tutup telepon dan hubungi perusahaan yang bersangkutan secara langsung untuk memastikan semuanya legal.