REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Erik ten Hag menyatakan kecintaannya kepada klub ini usai mempersembahkan trofi pertamanya sebagai pelatih MU usai menang 2-0 atas Newcastle United di final Piala Carabao, Senin (27/2) dini hari WIB. Ten Hag menjadi pelatih kedelapan MU yang memenangkan trofi mayor setelah Ernest Mangnall, Sir Matt Busby, Tommy Docherty, Ron Atkinson, Sir Alex Ferguson, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho.
Kemenangan tersebut sekaligus mengakhiri kekeringan trofi yang telah hilang hampir enam tahun. MU juga berada di urutan ketiga di Liga Inggris, lolos ke babak kelima Piala FA dan babak 16 besar Liga Europa.
Di Wembley, Ten Hag ditanya apakah telah mengambil "risiko" menerima tawan sebagai pelatih MU?. Pelatih asal Belanda tersebut mengakui telah mengambil risiko namun ia mengeklaim dirinya adalah pelatih yang keras kepala.
"Saya hanya mencintai United. Ketika saya melihat seragam kami, ketika saya melihat ikatan dengan para penggemar, ketika saya melihat Old Trafford, ketika saya melihat warisan yang ditinggalkan Sir Alex, begitu banyak pemain, pemain besar dikembangkan di tim United, itu membuat kesan yang besar dan kami ingin melakukan hal yang sama " kata Ten Hag, dilansir dari Manchester Evening News.
Ia menegaskan dirinya datang ke MU setelah klub memperlihatkan keinginannya menciptakan sejarah dan memberikan warisa di masa depan. Ia mengatakan setiap trofi selalu istimewa sekarang apalagi melihat usaha pemain, staf selama berbulan-bulan di turnamen ini.
Mantan pelatih Ajax Amsterdam itu menegaskan sangat bahagia atas kemenangan tersebut. Ia ingin hasil tersebut menjadi inspirasi tim ke depannya.
"Itu akan membantu dan itu akan membawa lebih banyak kepercayaan diri, selama kami tidak terlalu percaya diri, selama kami terus melakukan hal yang benar, hal yang benar, terus menjalin ikatan dengan para penggemar maka kami bisa menang lebih banyak lagi," kata dia.