REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Abdullah Ju'aitsan, dalam bukunya yang berjudul Meneladani Nabi dalam Sehari menganjurkan agar kita menunjukkan wajah berseri-seri di hadapan manusia. Meskipun, saat itu kondisi hati kita sedang bersedih.
"Apa gunanya anda mentransfer kegalauan dan permasalahan anda ke wjaah anda lalu menemui orang lain dan saudara-saudara muslim dengan wajah yang lesu? Jangan begitu, sembunyikanlah kesedihan dalam lubuk hati anda dan tampakkanlah wajah yang senantiasa berseri. Ini karena bisa membuat seseorang menjadi bahagia. Hal itu tentu akan menjadi sedekah dan pendekatan diri kepada Allah," tulis Syekh Abdullah.
Menurut Syekh Abdullah, senyum merupakan sebuah bentuk kebaikan. Nabi Muhammad tidak pernah terlihat kecuali dalam keadaan tersenyum.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu." (HR Tirmidzi).
Nabi juga bersabda:
إنَّكُمْ لَا تَسَعُونَ النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ لِيَسَعْهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi kalian bisa menarik hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak yang mulia” (HR. Al Hakim)