Senin 27 Feb 2023 19:44 WIB

Turki, Swedia dan Finlandia Lanjutkan Dialog Terkait Keanggotaan NATO

Pembicaraan soal keanggotaan NATO Swedia dan Finlandia akan dilanjutkan pada 9 Maret

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel. Pembicaraan antara Turki dengan Swedia dan Finlandia mengenai tawaran keanggotaan NATO akan dilanjutkan pada 9 Maret.
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel. Pembicaraan antara Turki dengan Swedia dan Finlandia mengenai tawaran keanggotaan NATO akan dilanjutkan pada 9 Maret.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Senin (27/2/2023) mengatakan, pembicaraan dengan Swedia dan Finlandia mengenai tawaran keanggotaan NATO akan dilanjutkan pada 9 Maret. Pembicaraan ini ditangguhkan menyusul terjadinya pembakaran Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Januari.

Turki sebelumnya telah membatalkan mekanisme trilateral dengan Swedia dan Finlandia terkait permohonan mereka untuk bergabung dengan NATO. Turki mengambil langkah ini setelah pemimpin partai politik sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan, membakar Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Januari.  

Baca Juga

"Rekan-rekan saya akan menghadiri pertemuan yang akan diadakan pada 9 Maret," kata Cavusoglu dalam konferensi pers di Ankara.

Cavuaoglu menambahkan, pertemuan itu akan diadakan di Brussel. Namun dia mengatakan Swedia masih belum memenuhi kewajibannya berdasarkan memorandum yang ditandatangani dalam pertemuan puncak NATO di Madrid Juni lalu. Kendati demikian, sekretaris jenderal NATO dan sekutu lainnya mengatakan, Stockholm telah mengubah undang-undang keamanannya.

"Sayangnya, kami belum melihat langkah memuaskan dari Swedia dalam implementasi memorandum Madrid. Tidak mungkin bagi kami untuk mengatakan 'ya' pada tawaran NATO Swedia sebelum kami melihat langkah-langkah ini," kata Cavusoglu.

Di bawah memorandum yang ditandatangani Juni lalu antara Turki, Swedia dan Finlandia, kedua negara Nordik berjanji untuk mengambil langkah-langkah melawan teroris untuk mendapatkan keanggotaan dalam aliansi NATO.

Dalam perjanjian tersebut, Swedia dan Finlandia setuju untuk tidak memberikan dukungan kepada kelompok teror seperti PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO). Mereka juga berjanji akan mengekstradisi tersangka teror ke Turki

"Dalam rapat kabinet kami meresmikan RUU anti-terorisme pemerintah. RUU tersebut akan dikirim ke parlemen pada  Maret dan mulai berlaku mulai 1 Juni. Ini merupakan landasan komitmen jangka panjang Swedia untuk memerangi terorisme," kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson

Pada Mei 2022 Swedia dan Finlandia mengajukan aplikasi untuk bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina. Tetapi Swedia secara khusus menghadapi keberatan tak terduga dari Turki.

 Ankara menuduh Stockholm menyembunyikan anggota kelompok teroris, dan telah menuntut ekstradisi mereka sebagai langkah untuk memberikan lampu hijau kepada keanggotaan NATO terhadap Swedia. Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya berharap kedua negara Nordik itu dapat menjadi anggota aliansi  pada KTT NATO yang akan diadakan pada 11 Juli di Ibu Kota Lituania, Vilnius.

Ankara telah mengisyaratkan untuk menyetujui Finlandia bergabung dengan NATO. Namun Turki tidak memberikan jaminan bahwa mereka akan memberikan lampu hijau kepada Swedia untuk menjadi anggota NATO. Swedia dan Finlandia harus mendapatkan persetujuan dari semua anggota NATO agar dapat bergabung dengan aliansi tersebut. Sejauh ini, hanya Turki dan Hongaria yang belum memberikan persetujuan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement