REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dody Widodo menegaskan, Indonesia tidak perlu melakukan impor gerbong kereta rel listrik (KRL) dari Jepang. Pasalnya, industri kereta nasional sudah mampu memproduksi semua kebutuhan kereta di dalam negeri.
"PT Industri Kereta Api (Inka) bisa membuat itu semua, kenapa kita harus impor gerbong kereta api bekas dari Jepang? Katanya bangga beli buatan Indonesia. Bangladesh saja membeli produk kereta kita sampai Rp 1,3 triliun," kata Dody kepada di Jakarta, Senin (27/1/2023).
Dia menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan rangkaian kereta dalam jumlah besar memang dibutuhkan waktu. Pasalnya, memang pemesanan rangkaian tidak dapat direalisasikan dalam semalam.
Oleh karena itu, Dody mendorong, adanya perencanaan untuk periode penggantian atau peremajaan setiap rangkaian KRL yang beroperasi. "Kalau mendadak memang pasti sukar, seharusnya kan sudah direncanakan jauh-jauh hari dan memberi kesempatan kepada industri dalam negeri untuk berproduksi," ujar Dody.
Dengan demikian, lanjut Dody, industri kereta dalam negeri dapat menggeliat dan menggerakkan perekonomian nasional. "Kapan lagi kita bangga akan buatan kereta dalam negeri. Jangan terus BUMN, jadi bisa impor dan impor. Tolong berhenti untuk pemikiran seperti itu," kata Dody.
Diinformasikan jika PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) tidak bisa impor rangkaian kereta bekas dari Jepang. Hal itu lantaran aturan Kemenperin melarang KCI membeli barang yang sudah bisa diproduksi Indonesia. Pemesanan itu dilakukan karena puluhan rangkaian KRL harus dipensiunkan. Adapun PT Inka diragukan bisa memproduksi rangkaian tepat waktu.