REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Selandia Baru akan meluncurkan penggalangan dana internasional untuk pembangunan ulang infrastruktur yang hancur akibat Badai Siklon Gabrielle pada awal bulan ini. Bencana alam itu menewaskan sebelas orang dan memaksa ribuan lainnya mengungsi.
Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan penggalangan dana untuk proyek-proyek pemulihan jangka panjang dan mengincar ekspatriat kaya, pengusaha dan siapa pun yang bersimpati pada Selandia Baru. Ia menambahkan perusahaan induk Facebook, Meta sudah menawarkan mempromosikan penggalangan dana ini.
"Satu hal yang kami tahu dari peristiwa masa lalu terdapat orang-orang di luar negeri yang memiliki hubungan kuat dengan Selandia Baru yang ingin bisa berkontribusi," kata Hipkins di konferensi pers, Senin (27/2/2023).
Penggalangan dana ini akan menyerupai penggalangan dana gempa Christchurch tahun 2011. Ketika Selandia Baru mengumpulkan 57,94 juta dolar AS atau 94 juta dolar Selandia Baru.
Badai Siklon Gabrielle menghantam North Island Selandia Baru pada 12 Februari lalu. Badai menghancurkan jalan-jalan dan jembatan dan mengakibatkan puluhan ribu orang atau sepertiga dari seluruh populasi tidak memiliki listrik. Polisi masih mencari 4 orang yang hilang.
Sepanjang sejarahnya Selandia Baru hanya mendeklarasikan tiga masa darurat. Pemerintah masih memberlakukan masa darurat di daerah-daerah terdampak badai.
Pemerintah Selandia Baru ditekan untuk menghindari pengeluaran yang dapat memperparah inflasi setelah bank sentral Negeri Kiwi menaikan suku bunga ke tingkat tertinggi dalam 14 tahun.