REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konten-konten yang bertebaran di media sosial (medsos) bisa "menjebak" remaja untuk membandingkan diri dengan orang lain. Jika terus-menerus terjadi, maka dapat memengaruhi kesehatan mental.
Studi baru yang diterbitkan oleh American Psychological Association, mengungkap efek baik dari pengurangan jam layar pada remaja. Membatasi waktu layar menjadi sekitar satu jam saja dalam sehari membantu remaja dan dewasa muda yang cemas merasa lebih baik tentang citra tubuh dan penampilan mereka.
"Apa yang saya perhatikan ketika saya mengakses media sosial adalah bahwa saya tidak bisa tidak membandingkan diri dengan orang lain. Mereka terlihat lebih cantik, lebih sehat, lebih bugar," kata penulis studi, Helen Thai, dikutip dari laman NPR, Senin (27/2/2023).
Kandidat doktoral bidang psikologi di McGill University, Kanada, itu pun mencari tahu apakah memangkas waktu di platform media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan Snapchat akan meningkatkan citra tubuh. Studi melibatkan beberapa ratus sukarelawan berusia 17-25 tahun yang mengidap gejala kecemasan atau depresi.
Setengah peserta diminta mengurangi akses media sosial menjadi 60 menit sehari selama tiga pekan. Separuh lainnya tetap menggunakan media sosial tanpa batasan, rata-rata sekitar tiga jam per hari. Para peserta lantas diminta mengisi survei di awal dan akhir studi.
Di antara kelompok yang mengurangi penggunaan media sosial, skor keseluruhan pada penampilan meningkat dari 2,95 menjadi 3,15 pada skala lima poin. Ini mungkin tampak seperti perubahan kecil, tetapi perubahan dalam waktu sesingkat itu sangat mengejutkan.
Psikolog Andrea Graham dari Pusat Intervensi Perilaku di Universitas Northwestern meninjau hasil studi tersebut, namun tidak terlibat di dalamnya. Menurut Graham, fakta bahwa kaum muda bersedia mengurangi waktu layar selama tiga pekan amat menggembirakan.
Meskipun penelitian hanya melibatkan orang-orang yang memiliki gejala kecemasan atau depresi, Graham mengatakan pendekatan serupa layak dievaluasi dengan kelompok lain, misalnya orang yang mengidap atau berisiko mengalami gangguan makan.
Manfaat dari pengurangan akses media sosial pun dinilai dapat meluas kepada siapa saja dalam kelompok usia sama. Berikut sejumlah upaya yang bisa dilakukan agar kaum muda bisa mengurangi jam layar atau tak terimbas dengan dampak negatif media sosial:
1. Atur umpan media sosial
Pengaturan ini bisa berguna untuk membatasi konten yang membuat pengguna media sosial merasa buruk. Jika sering overthinking dengan foto orang lain dengan tubuh ramping, lebih kecokelatan, atau bebas kerut, atur saja agar tak perlu melihat semua itu.
2. Jadwalkan waktu bebas perangkat
Selama satu hari dalam sepekan, jadwalkan waktu bebas perangkat, di mana diri sendiri bisa beristirahat selama 24 jam tanpa akses gawai. Gunanya, seseorang bisa memiliki lebih banyak waktu untuk hal lain, juga mengasah kreativitas dan mempererat koneksi di dunia nyata.
3. Matikan notifikasi
Jika memang berniat membatasi akses media sosial menjadi hanya satu jam sehari, mulailah dengan menyalakan aplikasi pelacak waktu. Selain itu, matikan notifikasi media sosial agar tidak muncul di layar beranda dan atur jadwal mematikan aplikasi di perangkat.
4. Alihkan waktu untuk aktivitas lain
Melihat teman-teman di media sosial tidak sama dengan menghabiskan waktu bersama mereka. Alihkan waktu bermedia sosial dengan aktivitas lain di kehidupan nyata, termasuk berkumpul bersama teman-teman, sesi perawatan diri, latihan fisik, atau beristirahat.
5. Terhubung dengan orang yang memiliki minat dan nilai yang sama
Media sosial dapat menjadi tempat yang lebih positif jika platform itu membuat pengguna terhubung dengan orang yang memiliki minat dan nilai yang sama. Sederhananya, berhenti mengikuti orang yang membuat Anda merasa tak nyaman.