REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Dua kapal perang Iran berlabuh di Rio de Janeiro pada Ahad (26/2/2023). Pemerintah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva memberikan izin meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat (AS) untuk melarangnya.
Otoritas pelabuhan Rio dalam sebuah pernyataan pada Senin (27/2/2023), Kapal perang IRIS Makran dan IRIS Dena tiba pada Ahad pagi. Kehadiran kapal perang Iran di pantai Brasil terus mengganggu AS karena berusaha membangun hubungan yang lebih dekat dengan pemerintahan Lula yang mulai menjabat pada 1 Januari.
Reuters awal bulan ini melaporkan, bahwa Brasil telah tunduk pada tekanan AS dan menolak permintaan Iran agar kapal-kapal itu berlabuh di Rio pada akhir Januari. Penolakan ini sebagai isyarat dari Lula saat dia terbang ke Washington untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden.
Namun, dengan berakhirnya perjalanan Lula, kapal-kapal itu akhirnya diizinkan berlabuh. Wakil kepala Staf Angkatan Laut Brasil Carlos Eduardo Horta Arentz memberikan persetujuannya bagi kapal-kapal untuk berlabuh di Rio antara 26 Februari dan 4 Maret.
Angkatan Laut Brasil mengizinkan kapal asing untuk berlabuh di Brasil. Namun keputusan ini diambil hanya setelah otorisasi dari Kementerian Luar Negeri yang mempertimbangkan petisi dan logistik kedutaan yang meminta.
Dalam konferensi pers 15 Februari, Duta Besar AS Elizabeth Bagley mendesak Brasil untuk tidak mengizinkan kapal berlabuh. “Dulu, kapal-kapal itu memfasilitasi perdagangan ilegal dan kegiatan teroris, dan juga telah mendapat sanksi dari AS. Brasil adalah negara berdaulat, tapi kami yakin kapal-kapal itu tidak boleh berlabuh di mana pun,” katanya.
Diplomasi dengan Iran adalah salah satu sorotan dari upaya Lula untuk meningkatkan kedudukan internasional Brasil selama masa kepresidenannya sebelumnya. Dia pergi ke Teheran untuk bertemu dengan Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada 2010 saat berusaha menengahi kesepakatan nuklir antara Iran dan AS.