Selasa 28 Feb 2023 10:00 WIB

Para Ahli Bahas Seni Menerjemahkan Puisi Arab

Para ahli membahas bagaimana esensi puisi Arab dapat diterjemahkan.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Para Ahli Bahas Seni Menerjemahkan Puisi Arab. Foto: Anggota kelompok pembacaan puisi tradisional Al Azi tampil selama perayaan Hari Nasional UEA ke-50 selama EXPO 2020 Dubai di emirat Teluk Dubai, Uni Emirat Arab, 02 Desember 2021. Hari Nasional UEA pada 02 Desember menandai penyatuan tujuh emirat, Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Fujairah, Ras al-Khaimah, Ajman dan Umm al-Quwain ke Uni Emirat Arab, dan kebebasan dari Protektorat Inggris.
Foto: EPA-EFE/ALI HAIDER
Para Ahli Bahas Seni Menerjemahkan Puisi Arab. Foto: Anggota kelompok pembacaan puisi tradisional Al Azi tampil selama perayaan Hari Nasional UEA ke-50 selama EXPO 2020 Dubai di emirat Teluk Dubai, Uni Emirat Arab, 02 Desember 2021. Hari Nasional UEA pada 02 Desember menandai penyatuan tujuh emirat, Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Fujairah, Ras al-Khaimah, Ajman dan Umm al-Quwain ke Uni Emirat Arab, dan kebebasan dari Protektorat Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Komisi Sastra, Penerbitan dan Penerjemahan Saudi baru-baru ini mengadakan pertemuan virtual untuk membahas sejarah dan seni menerjemahkan puisi. Acara ini bertajuk “Strategi Menerjemahkan Puisi”, dan diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan Tahun Puisi Arab.

Acara tersebut dihadiri sejumlah ahli, antara lain penulis Bandar Al-Harbi dan Waad Al-Otaibi, serta penyair Sharif Baqna. Para ahli membahas bagaimana esensi puisi dapat diterjemahkan di luar teks literal dan menyoroti tantangan yang terlibat dalam proses tersebut.

Baca Juga

Mereka merujuk pada upaya sekelompok ahli untuk menerjemahkan 10 “Mu'allaqat”, atau “Puisi Gantung”. Panelis berfokus pada berbagai metode yang digunakan untuk mencerminkan perkembangan sejarah, dan menyajikan konten baru dan hidup yang selaras dengan bahasa zaman.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk menciptakan kesadaran akan kerajinan penerjemahan, yang merupakan media penting dalam mentransmisikan budaya, pengetahuan, kreativitas dan seni. Panel setuju bahwa penerjemah harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang bahasa sumber, kefasihan dalam bahasa target, dan pengetahuan luas tentang berbagai alat sastra dan teknik artistik untuk memastikan setiap puisi direproduksi secara akurat.

“Siapa pun yang ingin menjadi penerjemah, harus mulai dengan menerjemahkan karya pendek, atau kutipan dari karya yang lebih panjang dan mempresentasikan upaya mereka, untuk ditinjau oleh para ahli atau di media sosial, “ kata mereka dilansir dari Arab News, Selasa (28/2/2023).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement