Selasa 28 Feb 2023 12:34 WIB

Sistem Ini Bisa Bikin Pekerja Dapat Upah Sebelum Gajian

Dari 50 juta pekerja Indonesia, 60 persen berpenghasilan di bawah Rp 4 juta

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Jelilah saat mengatur gaji agar pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan.
Foto: Republika/Prayogi
Jelilah saat mengatur gaji agar pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform kesehatan keuangan dan tunjangan karyawan, GajiGesa, mempunyai terobosan dalam memberikan ketahanan dan kesehatan finansial pekerja melalui sistem earned wage access (EWA) atau akses gaji fleksibel. Country Head GajiGesa Ade Yuanda Saragih menyampaikan GajiGesa menawarkan inovasi keuangan dalam bidang pembayaran gaji untuk mendukung kesejahteraan pekerja.

Berdasarkan data Bank Indonesia, hanya 32,75 persen pekerja di Indonesia yang mampu menyediakan dana cadangan untuk kebutuhan tujuh hari ke depan. Selain itu, akses pekerja ke lembaga keuangan formal yang sangat terbatas, hanya 14.34 persen pekerja yang telah melakukan pinjaman ke lembaga keuangan formal berpotensi membuat pekerja terpaksa meminjam ke lembaga keuangan ilegal seperti pinjaman online (pinjol) ilegal.

Baca Juga

"Dari 50 juta pekerja formal Indonesia, 60 persen di antaranya punya penghasilan masih di bawah Rp 4 juta per bulan. Mereka cukup rentan karena kebanyakan dari mereka hidup dari gajian ke gajian berikutnya," ujar Ade dalam diskusi publik bertajuk "EWA Datang, Rentenir Meradang?" yang diselenggarakan Indef dan GajiGesa di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Ade menilai perlu sumber alternatif bagi pekerja untuk mendapatkan akses keuangan secara mudah dan aman sehingga dapat membantu kesehatan finansial pekerja. Hal ini penting dalam mencegah pekerja terlilit pada jeratan pinjol ilegal. Ade menyampaikan GajiGesa siap bekerja sama dengan perusahaan untuk menyediakan akses EWA bagi para pekerja.

"Pinjol ilegal tidak hanya berdampak bagi pekerja tapi juga perusahaan, yang terkadang HRD sering ditelepon penagih utang, sehingga kenyamanan kerja terganggu," ucap Ade.

Ade menyampaikan rentannya kesehatan keuangan, baik dari keterbatasan gaji dan juga tidak adanya tunjangan atau benefit dari kantor mengakibatkan banyak pekerja mengalami stres finansial. Hal ini membuat produktivitas pekerja menurun akibat harus mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

"Ini juga membuat tingkat resign meningkat. Ini masalah juga buat perusahan karena harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga kerja baru dan memberikan pelatihan," lanjut Ade.

Ade menyebut EWA dapat membantu para pekerja melalui sumber modal yang sehat dan tidak memiliki beban baru. Ade menyebut sistem EWA bukan sebuah pinjaman atau gajian di awal waktu.

"EWA adalah benefit yang memperbolehkan karyawan mengontrol gajinya secara penuh, sehingga bisa diakses lebih awal, sebelum tanggal gajian. Dengan demikian, bisa mengurangi masalah keuangan dan membuat kesehatan finansial karyawan jadi lebih baik," sambung Ade.

Dengan EWA, lanjut Ade, pekerja bisa mengambil hasil keringatnya lebih awal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ade mencontohkan seorang pekerja bisa mencairkan gajinya pada pekan kedua dengan jumlah yang disesuaikan dengan hari kerja. Sementara sisanya nanti akan diberikan saat gajian.

"Misal gajinya Rp 4,5 juta per bulan. Pas hari ke-15, dia butuh bayar kontrakan, dia bisa mencairkan sebesar Rp 1,25 juta, nah nanti sisanya Rp 3,25 juta itu saat gajian di akhir bulan," kata Ade.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement