Selasa 28 Feb 2023 13:15 WIB

PBB Terima Rp 18,272 Triliun untuk Bantu Yaman

Jumlah tersebut jauh di bawah target yang ditetapkan oleh PBB.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Orang-orang yang terkena dampak konflik menunggu untuk mendapatkan jatah makanan darurat di tengah kerawanan pangan, di provinsi Amran, Yaman, 08 Desember 2022 (diterbitkan 12 Desember 2022). Para donor global menjanjikan sekitar 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp 18,272 triliun (kurs Rp 15.227 per dolar AS) untuk membantu jutaan orang di Yaman. Jumlah tersebut jauh di bawah target sebesar 4,3 miliar dolar AS yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Orang-orang yang terkena dampak konflik menunggu untuk mendapatkan jatah makanan darurat di tengah kerawanan pangan, di provinsi Amran, Yaman, 08 Desember 2022 (diterbitkan 12 Desember 2022). Para donor global menjanjikan sekitar 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp 18,272 triliun (kurs Rp 15.227 per dolar AS) untuk membantu jutaan orang di Yaman. Jumlah tersebut jauh di bawah target sebesar 4,3 miliar dolar AS yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Para donor global menjanjikan sekitar 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp 18,272 triliun (kurs Rp 15.227 per dolar AS) untuk membantu jutaan orang di Yaman. Jumlah tersebut jauh di bawah target sebesar 4,3 miliar dolar AS yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencegah salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

"Orang-orang Yaman layak mendapatkan dukungan kami. Namun lebih dari itu, mereka berhak mendapatkan jalan keluar yang kredibel dari konflik abadi dan kesempatan untuk membangun kembali komunitas dan negara mereka,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara kepada para donor.

Baca Juga

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyatakan, lebih dari 21 juta orang di Yaman atau dua pertiga dari populasi negara itu membutuhkan bantuan dan perlindungan. Dia mengatakan, kebutuhan kemanusiaan di Yaman mengejutkan dengan lebih dari 17 juta dianggap sangat rentan.

Kepala OCHA Martin Griffiths mengatakan, badan PBB ini menerima 31 janji dengan total sekitar 1,2 miliar dolar AS. Dia mengatakan, PBB berharap dapat mengumpulkan lebih banyak dana sepanjang tahun untuk membantu memenuhi kebutuhannya.

Pertemuan tingkat tinggi diselenggarakan bersama oleh Swedia, Swiss, dan PBB di Palais des Nations di Jenewa. Itu dihadiri oleh pejabat dari seluruh dunia. Menteri Kerjasama Pembangunan Internasional dan Perdagangan Luar Negeri Swedia Johan Forssell menyebut konferensi itu sebagai awal yang baik.

“Tapi dengan 21 juta warga Yaman membutuhkan bantuan, jelas lebih banyak dana akan dibutuhkan sepanjang tahun,” kata Forssell.

Badan amal yang bekerja di Yaman mengecam kekurangan dalam janji global, meskipun ada seruan dari pejabat kemanusiaan. "Masyarakat internasional hari ini menunjukkan bahwa mereka telah meninggalkan Yaman di persimpangan jalan yang penting ini,” kata Direktur Negara Dewan Pengungsi Norwegia untuk Yaman Erin Hutchinson.

“Ini sangat tidak memadai dan memberi sinyal bahwa beberapa manusia kurang berharga daripada yang lain," ujarnya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, AS akan memberikan lebih dari 444 juta dolar AS bantuan kemanusiaan ke Yaman pada 2023. Dia meminta para donor untuk meningkatkan kontribusi guna memenuhi tuntutan kemanusiaan di Yaman. Dia merujuk pada kekurangan pendanaan tahun lalu yang memaksa badan-badan PBB untuk mengurangi operasi termasuk jatah makanan untuk ribuan keluarga.

“Skala tantangan yang kami hadapi sangat menakutkan. Tapi saya mendesak semua orang untuk tetap fokus pada orang-orang yang ingin kami bantu,” kata Blinken.

Blinken juga menyerukan diakhirinya pembatasan terhadap pekerja dan operasi kemanusiaan, terutama di daerah yang dikuasai Houthi. Kelompok itu membatasi pergerakan pekerja bantuan perempuan dengan memaksa mereka didampingi oleh wali laki-laki. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement