REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Limbah kayu, jika diolah dengan tepat, dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Seperti dilakukan Sri Tanjung Sugiarti, warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Bersama pengurus Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu, Sri mengolah limbah kayu atau kayu bekas menjadi miniatur kapal layar atau perahu tempo dulu.
Selama ini Sri dikenal sebagai pelestari naskah kuno di Kabupaten Indramayu. Ia menjalankan amanah dari almarhum ayahnya, Ki Tarka Sutarahardja, yang merupakan pelestari, juga penyelamat sekitar 200 manuskrip terkait Indramayu.
Kini, Sri juga membuat barang kerajinan. Namun, tidak terlepas juga dari kesehariannya sebagai pelestari naskah kuno. Miniatur kapal atau perahu yang dibuatnya dilengkapi dengan layar yang bertuliskan aksara Jawa kuno.
Kegiatan membuat miniatur itu dilakukan Sri bersama Tarjaya, yang merupakan bagian dari tim Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu di Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu.
Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu merupakan tempat belajar aksara Jawa kuno. Selain itu, di sanggar tersebut diproduksi kertas daluang, yang berbahan baku pohon saeh.
Limbah pohon saeh berupa bagian batang itulah yang dimanfaatkan menjadi bahan baku miniatur kapal layar atau perahu tempo dulu. “Kebetulan kayu tersebut tidak dimanfaatkan. Sayang jika dibuang,” ujar Sri, Ahad (26/2/2023).
Salah satu perahu yang dibuat miniaturnya adalah Konthing. Jenis perahu kuno tersebut tertera dalam Babad Dermayu. “Miniatur kapal dan perahu yang kami desain bernuansa tempo dulu dan estetik,” kata Sri.
Untuk itu, layar kapal juga dihias dengan aksara kuno. Selain bertuliskan nama Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu, ada juga tulisan Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti. “Tulisan 'Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti' itu artinya sehebat-hebatnya manusia akan hancur apabila hidup dengan kesombongan,” kata Sri.
Miniatur kapal layar atau perahu tempo dulu yang dibuat Sri bersama tim Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu ini dijual dengan harga ratusan ribu rupiah. “Miniatur yang kami buat ini dijual seharga Rp 300 ribu,” ujar Sri.