Selasa 28 Feb 2023 16:47 WIB

Perry Warjiyo Bersyukur Kembali Diusulkan Jadi Gubernur BI

Nama calon Gubernur BI telah disampaikan ke DPR.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan evaluasi kebijakan 2022 dan arah kebijakan 2023 dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (31/1/2023). Perry diusulkan kembali oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur BI untuk periode kedua.
Foto: Tangkapan layar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan evaluasi kebijakan 2022 dan arah kebijakan 2023 dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (31/1/2023). Perry diusulkan kembali oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur BI untuk periode kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku bersyukur, karena diusulkan kembali oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur BI untuk periode kedua. Usulan itu kini sudah disampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Puji syukur bagi saya pribadi kepada Allah SWT dan Bapak Presiden yang berkenan mengusulkan saya untuk periode kedua," ujarnya dalam Economic Outlook 2023 di Jakarta, Selasa (28/2/2023). 

Baca Juga

Ia menambahkan, bersama pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), tugasnya mengawal perekonomian nasional. "Together we already prove that we can. And together we will succeed," kata Perry.

Pada kesempatan itu, dirinya menuturkan nilai tukar rupiah akan terus menguat ke depan. Ia menyebutkan, terdapat lima alasan penguatan mata uang rupiah.

Pertama, ujarnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus terjadi, bahkan lebih baik dibandingkan negara lain seperti Cina. "Prospek ekonomi Indonesia baseline kami 4,9 persen dengan Cina lebih baik bisa lima sampai 5,1 persen," jelas dia.

Kedua, inflasi yang terkendali di level rendah. Meski beberapa waktu lalu ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Ketiga, imbal hasil atau yield dari Surat Berharga Negara (SBN) menarik. Keempat, kondisi neraca perdagangan dan defisit neraca pembayaran tetap surplus.

"Berikutnya, komitmen BI dalam menstabilkan nilai tukar dengan sederet instrumen. Insya Allah dengan doa semuanya, stabilitas bisa terjaga," ujar Perry. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement