REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- perubahan gaya hidup jadi serba digital yang menawarkan kepraktisan dalam beraktivitas tetap memiliki risiko bagi penggunanya. Untuk itu, masyarakat diminta waspada.
“Diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital sebagai proses memastikan penggunaan layanan baik daring dan luring dilakukan secara aman,” ungkap Dekan Fikom UNPI & NXG Indonesia, Astri Dwi Andriani, saat menjadi nara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk komunitas di Kalimantan, seperti dilansir pada Selasa (28/2/2023).
Salah satunya hal kerap dialami pengguna internet adalah phising yang merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Selain itu ada pula scam sebagai bentuk penipuan melalui telepon, email, pesan dengan tujuan untuk mendapatkan uang dari para korbannya.
“Cermati alamat situs, apakah beralamat menggunakan nama resmi situs pemerintah yang belakangnya gov atau lembaga pendidikan yang memakai alamat ac.id, serta yang umum com atau co.id,” paparnya.
Untuk mencegahnya, ia mengatakan, pengguna perlu selalu memperbarui tentang phising dan jangan asal klik tautan. Memastikannya juga dapat dilakukan dengan melihat ada simbol gembok dan menggunakan HTTPS. Ia juga mengingatkan pengguna untuk menggunakan browser versi terbaru dan waspada dimintai data pribadi.
Dari aplikasi yang sehari-hari digunakan, seperti WhatsApp maupun Instagram dan Twitter pengguna dapat mengaktifkan fitur autentikasi dua faktor agar tidak sembarangan dibobol pihak lain. Langkah yang sama juga bisa dilakukan untuk mengamankan email, sehingga ketika masuk ke akun ada dua langkah verifikasi.
Nara sumber lainnya, Owner Malka Farm serta Dosen STAI Al Muhajirin dan LP3I Purwakarta, Dian Ikha Pramayanti, mengatakan phising sebagai pencurian data bisa merugikan korbannya bahkan dari segi materi jika rekening bank dibobol. Berikut modus terbaru adalah tautan link menggunakan undangan digital, bahkan whatsApp dari kurir paket yang menghubungi dengan meminta klik tautan.
“Jumlah phising sepanjang Januari-Juni 2021 mencapai sekitar 2,2 juta serangan. Serangan phising di Indonesia pada kuartal dua paling tinggi adalah sektor lembaga keuangan,” tambahnya.
Lebih lanjut ia pun memberikan tips jika sudah terlanjur kena jebakan phising, pertama tetap tenang dan jangan ragu meminta bantuan ahli keamanan siber. Selanjutnya ubah kata sandi dan pastikan menggunakan kata sandi kuat yang berbeda.
Kemudian jika berhubungan dengan akun bank, langsung saja minta pihak bank memblokir rekening. Pengguna juga bisa menghubungi layanan kominfo(dot)go(dot)id lalu pilih bagian aduan BRTI terkait akun yang diserang.
Lebih lanjut agar lebih aman, sebaiknya berhati-hati agar tidak menyebarkan data pribadi yang rahasia seperti KTP, serta kartu identitas lainnya dengan nama lengkap dan tanggal lahir di dalamnya. “Jangan mengunduh atau membuka lampiran atau tautan yang terdapat dalam email atau pesan yang mencurigakan,” Sambungnya lagi.
Tak kalah penting adalah memasang perangkat lunak keamanan terbaru untuk melindungi komputer dari serangan phising. Bahkan bila perlu lakukan factory reset dan ganti penyedia m-banking agar lebih aman.
Nara sumber selanjutnya Dosen Universitas Al Azhar Indonesia, Cut Meutia Karolina membahas mengenai “Budaya Bermedia Digital di Tengah-Tengah Kejahatan Dunia”. Di mana bersopan-santun dan beramah-tamah di ruang digital tetap memungkinkan seseorang tetap terkena penipuan.
“Maka perlu kehati-hatian dalam menggunakan media digital, serta pencerminan budaya digital Indonesia agar tidak tergiur menjadi pelaku, karena tidak semua yang ada di media digital perlu kita tanggapi,” ungkap Cut Meutia.
Menurutnya bila sesuatu tampak mencurigakan sebaiknya abaikan. Selain itu jangan membagikan unggahan informasi yang ternyata phising dan penipuan. Sebab di dunia digital setiap orang perlu dihargai haknya untuk merasa aman.
Sebaliknya, menggunakan media digital untuk sesuatu yang bermanfaat seperti mengunggah produk lokal sekaligus untuk mempromosikan budaya Indonesia. Selain itu memanfaatkan media sosial sebagai wadah berbagi informasi tentang wisata di dalam negeri.
Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, demikian dilansir dari Antara