Rabu 01 Mar 2023 01:43 WIB

Dorong Kualitas Panen, Pemkab Semarang Terima Bantuan Saprodi Pascapanen

Bantuan ini disalurkan kepada sejumlah gabungan kelompok tani.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
  Seorang petani di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, sedang mengumpulkan gabah hasil panen dari sawah yang digarapnya.
Foto: Bowo Pribadi
Seorang petani di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, sedang mengumpulkan gabah hasil panen dari sawah yang digarapnya.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dalam rangka mengoptimalkan produksi beras pascapanen, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan sejumlah peralatan produksi pascapanen kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, Jawa Tengah.

Bantuan ini telah disalurkan kepada sejumlah gabungan kelompok tani (gapoktan) yang ada di sejumlah kecamatan yang ada wilayah setempat. Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu menyampaikan, pada 2023 ini, pemkab telah menerima bantuan sarana pendukung pascapanen.

Baik rice milling unit (unit penggilingan padi/RMU) maupun bed dryer (alat pengering gabah). “Jadi tahun ini kami mendapatkan bantuan, untuk RMU untuk empat gapoktan di berbagai lokasi,” jelasnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (28/2).

Kemudian, lanjutnya, Pemkab Semarang juga mendapatkan bantuan bed dryer. Bantuan peralatan pascapanen ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas produksi hasil pertanian mulai di tingkat petani.

Dengan adanya bantuan peralatan pengelolaan pascapanen ini diharapkan juga akan meningkatkan kualitas hasil produksi beras para petani di Kabupaten Semarang. “Sehingga pada akhirnya juga akan meningkatkan hrga jual hasil pertanian mereka,” tegasnya.

Wigati Sunu juga menyampaikan bersamaan dengan momentum musim panen raya tahun ini, bantuan peralatan produksi pascapanen ini cukup tepat dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian di daerahnya.

Karena dari luas lahan pertanian tanaman padi di Kabupaten Semarang yang mencapai sekitar 23 ribu hektare, sebagian besar akan melaksanakan masa panen raya hingga Maret 2023.  

Untuk saat ini hasil panen padi kondisinya cukup bagus. Kecuali ada beberapa tempat yang kemarin sempat terganggu oleh serangan hama, terutama hama tikus.

Tetapi ia memastikan dari luasan lahan tanaman padi yang terserang hama tidak terlalu banyak yang rusak. Artinya untuk produksi padi masih tetap melimpah pada masa panen raya 2023 ini.

Rata-rata produktivitasnya mencapai sekitar 6,7 ton per hektare, sehingga untuk stok beras masih sangat mencukupi. “Tak terkecuali untuk menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriyah nanti,” tegas Wigati Sunu.

Sebelumnya, saat melakukan panen padi di wilayah Dusun Krasak, Desa Boto, Kecamatan Bancak, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga mendorong para petani di daerah untuk mengoptimalkan hasil panen melalui pengelolaan pascapanen yang lebih baik.

Sebab jika hasil panen petani kualitas berasnya bagus, maka harga jual hasil panen tersebut juga akan lebih baik. “Dengan begitu, kesejahteraan para petani juga akan terangkat,” tegas mentan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement