Selasa 28 Feb 2023 22:38 WIB

Viral Video di Israel yang Pasang Tanda Perempuan Dilarang Lintasi Jalan

Video itu mengundang kemarahan warganet Israel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga melintas berolahraga di di Taman Hayarkon, Tel Aviv, Israel.
Foto: AP / Oded Balilty
Warga melintas berolahraga di di Taman Hayarkon, Tel Aviv, Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sebuah tanda di jalan di Tel Aviv Israel memicu keributan warganet setempat, karena memuat larangan melintas bagi perempuan. Tanda ini bertuliskan 'Dilarang masuk untuk wanita' dan ditempatkan di jalan-jalan yang penuh kesibukan di Tel Aviv, Senin pagi (27/2/2023).

Video yang berisi tanda tersebut diunggah di grup Facebook populer "Secret Tel Aviv". Sekelompok tiga pria yang menyamar sebagai penjaga keamanan ditempatkan di dekat rambu lalu lintas dan mereka tidak mengizinkan pejalan kaki wanita lewat.

Baca Juga

Masih belum jelas siapa yang berada di balik insiden itu. Video yang sekarang viral itu mengundang kemarahan warganet Israel.

"Inilah kenyataan yang menanti kita jika kita tidak bangkit. Itu akan dimulai dengan uang dan kehilangan hak," kata seorang warganet yang berkomentar. "Mereka benar-benar kehilangan akal sehat, dan mereka berbicara tentang demokrasi," kata warganet lain dengan sinis.

Sebagian yang lain mengklaim itu sebenarnya adalah demonstrasi protes oleh aktivis sayap kiri. "Kaum Kiri menyamar sebagai penjaga keamanan Kota Tel Aviv dan mengarahkan pergerakan orang seolah-olah ada 'pemisahan gender yang gelap'. Mereka menyapa turis dalam bahasa Inggris dan menakut-nakuti mereka," kata orang yang merekam kejadian tersebut.

Di Israel telah terjadi polarisasi politik, yang membuat ratusan aktivis berpartisipasi dalam demonstrasi menentang RUU reformasi peradilan di Knesset pada Sabtu malam (25/2/2023).

Demonstrasi berlangsung di Tel Aviv, Yerusalem, Haifa, Kfar Saba, Ra'anana dan Kiryat Ono. Mereka para demonstran sambil berpakaian seperti karakter dari buku dan serial TV "Handmaid's Tale".

Protes itu dimaksudkan untuk memperingatkan terhadap transformasi Israel dari demokrasi egaliter menjadi teokrasi yang memisahkan perempuan dan mengabaikan hak-hak mereka, seperti alur cerita di acara TV populer itu.

Para pengunjuk rasa menarik kesejajaran antara masyarakat fiksi dalam pertunjukan itu dan rencana pemerintah koalisi terbaru Israel, yang diklaim banyak orang sebagai sayap kanan dan tidak mewakili sebagian besar masyarakat Israel. Sebelumnya sekitar seratus wanita berbaris di pusat Tel Aviv dalam demonstrasi diam-diam yang berpuncak pada Dizengoff Square di kota itu.

"Koalisi ini telah menandatangani serangkaian perjanjian koalisi dan mengajukan RUU yang artinya bagi kami satu hal, (yaitu) merugikan perempuan!" kata Hadas Regulski, juru bicara gerakan protes 'Membangun Alternatif'.

"Penampilan kami, yang mencerminkan apa yang bisa terjadi di sini, mengguncang seluruh negeri dan melintasi benua. Ribuan wanita mengajukan diri karena mereka menyadari kehidupan yang mereka kenal dalam bahaya," tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement