Rabu 01 Mar 2023 17:56 WIB

Trik Mudah Diet Plastik Saat Berbelanja di Pasar

Penggunaan kantong plastik sekali pakai merugikan lingkungan dan pedagang.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Satu buah kantong plastik akan membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk terurai di tempat pembuangan akhir./ilustrasi
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Satu buah kantong plastik akan membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk terurai di tempat pembuangan akhir./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Penggunaan kantong plastik sekali pakai masih cukup umum ditemukan di pasar. Tak jarang, pembeli bisa menenteng lebih dari satu kantong plastik setelah berbelanja di pasar. Padahal, penggunaan kantong plastik sekali pakai ini bisa merugikan lingkungan dan juga pedagang.

Seperti diketahui, sampah kantong plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai. Menurut Center for Biological Diversity misalnya, satu buah kantong plastik akan membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk terurai di tempat pembuangan akhir.

Baca Juga

Meski memakan waktu yang sangat lama, sampah kantong plastik juga tidak terurai sepenuhnya melainkan mengalami photo-degrade. Artinya, sampah kantong plastik ini akan menjadi serpihan mikroplastik yang bisa menyerap racun dan mencemari lingkungan.

Di sisi lain, pedagang di pasar sering kali merogoh kocek sendiri demi bisa memberikan kantong plastik secara gratis untuk pelanggan. Hal ini mereka lakukan agar pelanggan tak beralih ke kios yang lain.

Hal tersebut diketahui oleh Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) UN Ocean Hero Awardee by UNEP, Tiza Mafira, setelah berbincang dengan para pedagang. Tiza mengatakan, pedagang di pasar bisa merogoh kocek sekitar Rp 500-600 ribu per bulan hanya untuk memberikan kantong plastik gratis kepada pembeli.

"Mereka tidak berani terlalu banyak berubah sendiri (bila kios-kios lain masih menggunakan kantong plastik sekali pakai)," jelas Tiza dalam sesi bincang-bincang bersama Gerakan Diet Kantong Plastik dan Lead Zero Waste Living Lab - Enviu, di Jakarta.

Dalam upaya mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, Tiza menilai ada sebuah persepsi yang perlu dikoreksi oleh para konsumen. Tiza mengatakan selama ini konsumen memiliki persepsi bahwa saat membeli suatu produk mereka juga perlu membeli kemasannya. Padahal, yang sebenarnya mereka butuhkan hanyalah produknya.

Hal ini juga berlaku dalam kegiatan berbelanja di pasar. Yang benar-benar dibutuhkan oleh pembeli di pasar adalah bahan-bahan pangan, bukan kantong plastiknya.

Berkaitan dengan hal ini, ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan oleh pembeli agar dapat berbelanja di pasar tanpa menghasilkan sampah kantong plastik. Mereka cukup mempersiapkan tas belanja dan beberapa wadah atau kotak makan berpenutup untuk dibawa berbelanja.

Nantinya, kotak-kotak makan tersebut bisa digunakan untuk menyimpan berbagai bahan pangan yang mereka beli di pasar. Sedangkan tas belanja berfungsi untuk membawa semua bahan makanan yang dibeli di pasar.

"Keuntungannya, sampai di rumah bisa langsung dimasukkan ke kulkas, tidak usah dibongkar-bongkar lagi, dan nggak menghasilkan sampah," ujar Tiza. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement