REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan peringatan Isra dan Miraj merupakan momentum untuk meneladani sikap moderat Nabi Muhammad SAW.
Wapres menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan 2023 M/1444 H di Masjid Raya Sheikh Zayed, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa malam.
"Kondisi masyarakat yang dihadapi Rasulullah SAW sangat beragam, baik dari aspek agama maupun etnis. Oleh karena itu, diperlukan sikap kepemimpinan yang penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan keadilan, namun tetap teguh dalam menyampaikan prinsip-prinsip agama dalam setiap misi dakwahnya," kata Wakil Presiden.
Dia mengatakan misi utama Rasulullah dalam berdakwah adalah terciptanya masyarakat yang moderat dalam segala hal, seperti cara berpikir, bersikap, dan bertindak, serta dalam hal ibadah maupun muamalah.
Sesuai Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 143: Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ?umat pertengahan? agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu," terangnya.
Adapun sikap moderat dalam segala hal tersebut, menurut Wapres, telah dibuktikan secara langsung dalam kehidupan keseharian Rasulullah.
Ada banyak sekali riwayat hadis yang membuktikan hal itu, antara lain sikap Rasulullah SAW saat menghadapi perlakuan penduduk Thaif yang menyakiti Beliau. Rasulullah meresponsnya bukan dengan kemarahan, tetapi dengan berdoa, semoga mereka mendapatkan petunjuk dari Allah karena mereka tidak tahu.
Dalam setiap sholat, lanjut Wapres, sikap moderat juga pada dasarnya selalu dimintakan kepada Allah SWT oleh umat Islam, yaitu saat berdoa dalam surah Al-Fatihah, ihdinas shirathal mustaqiim, yang ditafsirkan sebagian ulama sebagai permohonan jalan yang moderat, bukan jalan yang ekstrem, atau lalai/abai.
Sikap moderat itu juga diperintahkan oleh Allah SWT, dalam Al-Qur'an surah Hud, yang artinya hendaknya kamu konsisten seperti engkau diperintahkan dan orang-orang yang bersama kamu dan jangan tathghau, yang oleh ulama, kata ini diartikan jangan berlebihan dalam beragama dan jangan melampaui batas.
Oleh karena itu, kata Wapres, dengan melihat sikap moderat yang dicontohkan Rasulullah, maka umat Islam harus menjadi pihak terdepan dalam mengamalkan sikap tersebut, termasuk dalam konteks berbangsa dan bernegara, di mana sikap moderat sangat relevan dan harus dijadikan pedoman, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
Lebih lanjut, pada acara yang mengusung tema Isra Mi'raj dan Spirit Kerukunan Umat Menuju Indonesia Hebat, Wapres menegaskan bahwa sikap moderat akan menumbuhkan kerukunan yang hakiki, baik antar sesama pemeluk agama (ukhuwah Islamiyah), antarsesama warga bangsa (ukhuwah wathaniyah), maupun antar sesama anak manusia (ukhuwah insaniyah).
"Untuk itu, dengan semangat perayaan Isra Miraj dalam mendukung spirit kerukunan umat menuju Indonesia hebat, saya mengajak para ulama, tokoh masyarakat, para intelektual, beserta seluruh jajaran pemerintahan, beserta segenap komponen bangsa untuk ikut mendoakan keselamatan bangsa dan bersama-sama membangun bangsa dan negara dengan penuh keikhlasan, kejujuran, dan rasa tanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan generasi yang akan datang menuju generasi yang hebat," pintanya.