REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Organisasi Pangan dan Pertanian dunia (FAO) bersama Kementerian Pertanian meluncurkan Strategi Nasional E-agriculture di Desa Margoluwih, Sleman, DIY, Selasa (28/2/2023). Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal, mengatakan strategi nasional digitalisasi pertanian tidak hanya menjadi model di Indonesia, tetapi juga model di dunia.
"Jadi dengan dengan strategi e-agrikultur ini Indonesia melakukan transormasi ke agrikultur digital yang menjadi model di tingkat global," kata Rajendra.
Ia mengatakan FAO bekerja sama dan berkolaborasi dalam mendorong praktik-praktik baik dari Indonesia ke tingkat global. Selain itu, melalui strategi nasional e-agriculture juga diharapkan mampu meningkatkan anak muda terjun ke bidang pertanian.
"Karena agrikultur atau pertanian ini tidak lagi dilihat sebagai bidang yang menarik bagi orang-orang muda, dengan adanya agrikultur digital ini orang-orang muda bisa melihat bahwa ternyata pertanian ini bisa memberikan manfaat bisa memberikan profit dan juga jadi menarik bagi mereka," ujarnya.
Rajendra menambahkan adanya data collection platform (DCP) dinilai sangat bermanfaat bagi Indonesia dan global.
Ia berharap peraturan menteri yang baru bisa menjamin keberlanjutan proyek tersebut.
"Saat ini proyek ini sudah dilaksanakan di Bali di Yogyakarta dan di Jawa Barat dan semoga nanti dengan keputusan menteri yang baru ini kita akan mendapatkan dana yang berkelanjutan untuk mereplikasi program ini ke tempat-tempat lain di Indonesia," ujarnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, Roby Darmawan, menilai strategi nasional e-agriculture sangat penting dalam mendigitalisasi dan memodernisasi pertanian di Indonesia.
Kementan mendukung agar proyek ini bisa terimplementasi ke depannya secara bertahap. Dengan demikian membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia dan juga bagi para petani.
"Terima kasih untuk semua pihak yang sudah mendukung kerja sama untuk terwujudnya strategi nasional untuk e-agriculture," kata dia.