REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Leica Geosystems Indonesia mengadakan Leica Geo-Innovation Forum untuk memperkenalkan teknologi terbaru mereka. Teknologi itu adalah Leica Pegasus TRK, mobile mapping yang keakuratannya sangat super bahkan bisa mengidentifikasi suatu objek dengan detail.
“Ini merupakan teknologi baru kita, pembaharuan dari yang sebelumnya. (Produk) ini sudah bisa terkoneksi dengan bay station di Indonesia yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial,” ujar Reality Capture Product Manager Leica Geosystems Indonesia, Alvitrisno Amini, kepada awak media di Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Leica Pegasus TRK ini dilengkapi dengan tujuh kamera dengan fungsi yang berbeda-beda. Panoramic camera 360 derajat berfungsi untuk mendeteksi benda di sekitar objek, bahkan bisa melihat seberapa tinggi benda-benda yang ada di sekitar objek, misalnya tinggi tiang listrik atau pohon.
Kemudian Lidar camera yang super akurat, mampu menembak hingga satu juta titik, dan titik-titik itu memantul balik untuk menangkap posisi dan memberikan gambarannya. Efeknya akan seperti google street view tetapi semua tertangkap lebih mendetail.
“Dua kamera di belakang itu, dia nembak buat ke aspal, ke jalan. Semua bisa kita identifikasikan, kualitas jalannya dapet ‘Oh ada retakan’, lalu ketebalannya, kualitasnya, di sekitar itu ada tiang listrik, PJU, dan sebagainya, itu akan teridentifikasi langsung,” papar Alvi lagi.
Lidar camera bisa menghitung panjang, lebar, dan volumenya. Semua teknologi mobile mapping dalam Leica Pegasus TRK ini mungkin biaya pembeliannya besar, namun ini bisa meminimalkan risiko yang kerugiannya bisa lebih besar lagi.
Sehingga Leica Pegasus TRK ini akan tepat digunakan pada proyek pemerintah dalam meningkatkan layanan bagi masyarakat, khususnya infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan lainnya. Bahkan ini bisa digunakan untuk maintenance di jalan tol, dalam meminimalkan risiko kecelakaan.
Apalagi hingga akhir 2021 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia telah mempunyai jalan sepanjang 548.423 kilometer yang terbagi menjadi jalan negara, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota.
Jalan ini dibangun untuk pemerataan ekonomi, namun di sisi lain keselamatan jalan juga perlu mendapatkan perhatian, karena 30 persen kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh faktor prasarana dan lingkungan. Teknologi mobile mapping Leica Pegasus TRK ini dapat secara cepat dan aman memberikan informasi spasial dengan akurat, terkait kualitas sarana infrastruktur yang ada.
Kemudian Leica Geo-Innovation Forum ini menghadirkan Ketua Asosiasi Perusahaan Survei Pemetaan dan Informasi Geospasial (APSPIG), Ketua Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Jawa Barat, serta sharing dari PT Hutama Karya, dalam penerapan teknologi mobile mapping yang terintegrasi di dalam Building Information Modelling (BIM).
Teknologi mobile mapping telah menjadi bagian dari transformasi digital dalam mendukung pembangunan dan pemeliharaan Jalan Tol Trans-Sumatera. Inspektur Tambang dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara juga menyampaikan akses jalan tambang yang juga memerlukan teknologi ini.