REPUBLIKA.CO.ID., WASHINGTON -- Jumlah orang yang meninggal akibat gempa dahsyat yang mengguncang selatan Turki bertambah menjadi 45.089 jiwa, kata badan penanggulangan bencana negara itu (AFAD) pada Rabu (1/3/2023) pagi.
Gempa berkekuatan M 7,7 dan 7,6 pada 6 Februari melanda 11 provinsi Turki – Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Elazig, Hatay, Gaziantep, Kahramanmaras, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa. Lebih dari 13 juta orang terkena dampak gempa di Turki, selain itu banyak orang di barat laut Suriah juga terdampak guncang kuat itu.
Pada Selasa, presiden Turki berjanji untuk merekonstruksi wilayah selatan negara itu setelah gempa bumi yang kuat.
"Setelah selesai kegiatan pembersihan puing-puing, kami memulai rekonstruksi dan pembangunan di wilayah kami ini," kata Erdogan dalam konferensi pers di distrik Elbistan, provinsi Kahramanmaras, daerah pusat gempa berkekuatan M 7,6.
“Dalam beberapa bulan, kami memulai pembangunan 309.000 rumah, termasuk rumah desa, di seluruh zona gempa,” imbuh presiden Turki.
AFAD mengatakan lebih dari 11.000 gempa susulan terjadi setelah gempa. Selain itu, 6.368 personel pencarian dan penyelamatan masih bekerja di daerah yang dilanda gempa, sementara ada lebih dari 234.000 personel dari AFAD, polisi dan militer serta kelompok sukarelawan.
Lebih dari 18.000 alat berat termasuk ekskavator, derek, buldoser, truk, truk air, dan trailer digunakan selama upaya pemulihan, kata badan tersebut.