REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut masih melaksanakan outbreak response immunization (ORI) difteri di Kecamatan Pangatikan. Langkah imunisasi difokuskan di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, di mana ditemukan kasus positif difteri.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut sudah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) difteri. Dalam upaya pencegahan, digelar ORI di Kecamatan Pangatikan, dengan target awal 11.228 orang.
Menurut Sekretaris Dinkes Kabupaten Garut Leli Yuliani, berdasarkan laporan hingga Selasa (28/2/2023), sudah 1.176 anak yang menjalani imunisasi di Kecamatan Pangatikan atau sekitar sepuluh persen dari sasaran awal. “Hari ini (Rabu) belum (keluar hasilnya),” kata dia kepada Republika, Rabu (1/3/2023).
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Garut, sasaran vaksinasi ORI di Kecamatan Pangatikan terbagi menjadi tiga kategori. Pertama, anak berusia dua bulan hingga 59 bulan dengan total sasaran 3.565 orang.
Sasaran kedua, anak berusia lima hingga sebelum tujuh tahun, yang jumlahnya mencapai 1.245 orang. Ketiga, anak berusia tujuh hingga 15 tahun dengan jumlah 6.418 orang.
Hingga Selasa, dilaporkan 376 anak kategori pertama sudah mendapatkan imunisasi atau sekitar 10,5 persen dari sasaran.
Kemudian untuk anak kategori kedua sebanyak 142 orang atau 11,4 persen, dan cakupan imunisasi anak kategori ketiga mencapai 658 orang atau sekitar 10,3 persen.
Kepala Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Asep Rukman, menilai, pelaksanaan ORI itu terbilang disambut dengan baik oleh masyarakat. “Sampai kemarin sudah ada lebih dari seribu orang yang vaksinasi,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika.
Desa Sukahurip di Kecamatan Pangatikan merupakan salah satu lokasi dengan kasus difteri. Asep mengatakan, di desanya ada sembilan orang yang dinyatakan positif difteri. Pasien kasus difteri ini sempat dibawa ke rumah sakit. “Total ada sembilan orang, tapi sebagian orang sudah pulang,” kata dia.
Asep mengatakan, ada juga delapan orang yang meninggal dunia. Berdasarkan informasi dari Dinkes Kabupaten Garut, warga yang meninggal dunia diduga karena difteri, tapi tanpa ada catatan medis yang lengkap (link epidemiologi).