REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia mengecam aksi penyerangan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina, di Huwara, Nablus, Tepi Barat pada Ahad (26/2/2023).
Penyerangan yang disertai pembakaran rumah-rumah, mobil serta properti warga Palestina di wilayah tersebut telah menyebabkan seorang warga Palestina meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
"Kami terus mengamati perkembangan situasi di Palestina, baik Jalur Gaza maupun Tepi Barat. Kami mengecam penyerangan dan tindakan kekerasan yang masih terus dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina tanpa mengindahkan hukum-hukum internasional," kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad kepada Republika.co.id, Rabu (1/3/2023).
Sarbini mengatakan, bahkan penyerangan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina dilindungi oleh aparat keamanan Israel dan pemerintahan mereka.
Sarbini meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) untuk memberikan sanksi tegas terhadap Israel. DK PBB diminta menekan pemerintah Israel agar dapat menjaga kondusivitas bagi warga Palestina dari teror pemukim Israel.
“Kita semua warga dunia yang cinta terhadap perdamaian dan kemanusiaan harus terus mengawal dan menyuarakan hal ini hingga Israel menghentikan aksi brutalnya terhadap warga Palestina yang akhir-akhir ini terus meningkat," ujar Sarbini.
Sebagaimana diketahui, masyarakat Palestina sedang dijajah oleh Israel. Semenjak penjajahan oleh Israel dimulai, wilayah Palestina semakin berkurang dan terus mengecil. Bahkan aktivits warga Palestina mulai dibatasi oleh Israel. Warga Palestina yang dianggap menganggu proses pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel ditangkap dan dipenjara.