Rabu 01 Mar 2023 18:10 WIB

Ini Penyebab Kaki Sering Kapalan

Kapalan di kaki bisa menjadi menyakitkan saat berjalan dengan sepatu.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pemakaian sepatu yang kurang pas bisa juga memicu kapalan/ilustrasi.
Foto: Dok.Ellora
Pemakaian sepatu yang kurang pas bisa juga memicu kapalan/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kapalan adalah area hiperkeratosis yang dibatasi di tempat tekanan atau gesekan intermiten di atas tonjolan tulang (misalnya kalkaneus, kepala metatarsal). Biasanya, kapalan menutupi area kulit yang lebih luas dan tanpa gejala.

Kapalan tidak memiliki sumbat pusat dan memiliki tampilan yang lebih rata. Biasanya kapalan terjadi pada tangan atau kaki tapi bisa terjadi di tempat lain, terutama pada orang yang pekerjaannya menyebabkan gesekan berulang pada area tertentu (misalnya mandibula dan klavikula pemain biola).

Baca Juga

Dilansir dari laman National Health Service (NHS) Inggris, Rabu (1/3/2023), kapalan biasanya asimtomatik, tapi jika terjadi gesekan yang ekstrem, dapat menjadi tebal dan teriritasi. Ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman seperti terbakar ringan.

Kadang-kadang, ketidaknyamanan kapalan di dekat jari kaki dapat menyerupai neuralgia interdigital. Kapalan di kaki bisa menjadi menyakitkan jika seseorang menekannya saat berjalan dengan sepatu.

Kapalan berwarna kekuningan atau pucat, terasa tebal saat disentuh sehingga menyebabkan kulit kapalan ini kurang sensitif terhadap sentuhan. Kapalan juga bisa terbentuk di area tulang tepat di bawah jari kaki, yang merupakan area kulit yang menopang berat badan seseorang saat berjalan.

Sementara itu, Merc Manual, sebuah perusahaan farmasi yang sudah berdiri sejak 1899 di Amerika Serikat, memaparkan bahwa faktor risiko utama kapalan adalah tekanan atau gesekan pada kulit. Jika terjadi di kaki dan tangan, berikut ini beberapa kemungkinan penyebabnya:

- Memakai sepatu yang terlalu ketat, terlalu longgar, atau terlalu tinggi

- Memiliki jahitan yang buruk di sepatu

- Mengenakan kaus kaki yang tidak pas

- Tidak memakai kaus kaki

- Sering berjalan tanpa alas kaki, karena kulit akan menebal untuk melindungi dirinya sendiri.

- Menggunakan perkakas tangan, alat olah raga, atau alat musik tanpa sarung tangan.

- Sering bersepeda.

- Sering berlutut atau mengistirahatkan siku di atas meja berulang kali.

 

Faktor risiko tambahan lainnya termasuk usia yang semakin tua, penyakit sendi, masalah kaki lainnya seperti bunion atau hammer toe, banyak berjalan di permukaan datar, atau memiliki kaki rata. Orang dengan diabetes juga memiliki risiko kulit kapalan.

Jika kapalan sangat menyakitkan atau jika seseorang kapalan karena menderita diabetes, kulit rapuh atau masalah peredaran darah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau spesialis penyakit kulit.

Dokter akan memeriksa kondisi kapalan, menanyakan gaya hidup, dan memeriksa alas kaki. Jika ada tanda infeksi, dokter mungkin akan meresepkan salep antibiotik. Jika dokter mencurigai ada masalah struktur tulang yang mendasarinya, mereka mungkin merujuk untuk rontgen dan operasi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement