REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Mendengar kata “Muslim Eropa”, hal pertama yang biasanya terlintas di benak seseorang adalah Muslim Barat, imigran berlatar belakang Muslim atau mualaf kulit putih Barat. Namun, ada sisi lain Eropa yang lebih berkaitan dengan Islam, daripada yang ada di pikiran sebelumnya.
Penting untuk menggali sejarah Eropa Timur, untuk menemukan harta karun masa lalu yang terlupakan dan masa kini yang penuh tantangan, dari saudara-saudari Muslim yang tinggal di Bosnia dan Herzegovina.
Bosnia-Herzegovina adalah salah satu negara bekas Yugoslavia yang paling beragam, di mana orang Bosnia (Muslim Bosnia), Serbia dan Kroasia hidup bersama dengan damai.
Bosnia meliputi bagian utara dan tengah negara itu. Kemungkinan besar namanya diambil dari kata Indo-Eropa kuno, bosana, yang berarti air. Hingga saat ini, Bosnia dipercaya tidak pernah mengalami kekurangan air.
Suku-suku Muslim telah hadir di Eropa Timur sejak awal. Tetapi titik balik sejarah Islam di Bosnia datang bersamaan dengan 'invasi' Kekaisaran Ottoman, yang berlangsung di negara itu selama 400 tahun.
Wilayah selatan Hum kuno kemudian dinamai Herzegovina setelah pendudukan Ottoman. Dengan keragaman bangsa datang bersama pusaran agama.
Saat ini, dari 4 juta penduduk, 40 persennya adalah Muslim. Kristen Ortodoks berjumlah 31 persen, 15 persen Katolik Roma dan sisanya adalah agama lain, termasuk Yahudi yang tiba pada akhir abad ke-15 setelah diusir dari Spanyol.