REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Dua warga Kabupaten Indramayu teridentifikasi suspek Difteri. Dinas Kesehatan setempat hingga kini sedang menyelidiki sumber penularannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wawan Ridwan, menjelaskan, setelah menemukan adanya warga yang suspek difteri. Tim Surveilans Epidemiologi Dinas Kesehatan langsung melakukan pelacakan epidemiologi. Langkah tersebut dilakukan bersama tim Puskesmas di wilayah domisili pasien pada 1 Februari 2023 lalu.
"Kami juga melakukan pengambilan sampel terhadap suspek dan kontak eratnya," kata Wawan kepada Republika.co.id, Rabu (1/3/2023).
Wawan mengatakan, sampel tersebut selanjutnya dikirim ke UPTD Labkesda Provinsi Jawa Barat pada 2 Februari 2023. Selain itu, pihaknya juga melakukan pemberian pengobatan terhadap pasien suspek difteri tersebut.
Wawan menambahkan, Tim Surveilans Epidemiologi Dinas Kabupaten Indramayu juga melakukan pemantauan ketat terhadap pasien suspek difteri dan lingkungannya melalui petugas surveilans puskesmas. Hal itu dilakukan sampai keluarnya hasil konfirmasi dari laboratorium mengenai pemeriksaan sampel yang telah dikirimkan.
Ketika ditanyakan mengenai sumber penularan penyakit yang menimpa dua warga tersebut, Wawan menyatakan belum mengetahuinya. "Masih dalam penyelidikan," tegas Wawan.
Seperti diketahui, selain di Garut, Dinas Kesehatan Dinkes Provinsi Jabar juga menerima laporan ada 11 kasus suspek difteri di tujuh kabupaten dan kota yang ada di Jabar. Yakni, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, KBB, Kota Bogor, dan Kota Sukabumi.
Menurut ketua tim Surveilans Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati, belasan kasus suspek itu masuk dalam aplikasi pelaporan sepanjang Januari 2023. Namun, menurut Dewi, kasus difteri yang dilaporkan itu masih berstatus suspek. Dinkes Jabar masih melakukan pendalaman lebih lanjut pada 11 kasus tersebut.
Menurut Dewi, yang dimaksud suspek difteri adalah secara klinis dan fisik dari 11 laporan itu sudah mengarah ke difteri. Tapi, masih menunggu hasil dari laboratorium. Jadi, belum bisa sepenuhnya disebut difteri.