Rabu 01 Mar 2023 19:24 WIB

Pemprov Tetap Gunakan Patokan Banjir di DKI Surut dalam Enam Jam

Sekda DKI tetap menggunakan KPI pada era Anies terkait penanganan banjir di Jakarta.

Rep: Antara/Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Joko Agus Setyono saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/20223).
Foto: Republika.co.id/Eva Rianti
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Joko Agus Setyono saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/20223).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tetap menggunakan patokan banjir surut dalam waktu enam jam sebagai salah satu bentuk indeks kinerja (KPI) untuk percepatan penanganan banjir di Ibu Kota. KPI itu dibuat pada masa pemerintahan Gubernur DKI 2017-2022 Anies Rasyid Baswedan.

"KPI itu tentunya menjadi tolok ukur kami juga. Kalau pemerintahan sebelumnya mengatakan enam jam surut, kami akan berusaha," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Joko Agus Setyono saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/20223).

Menurut dia, penanganan banjir di Jakarta didukung banyak faktor. Di antaranya, partisipasi masyarakat yang mulai sadar tidak membuang sampah sembarangan ke sungai. Selain itu, dukungan pemerintah pusat untuk mengurangi debit air dari hulu yakni dengan pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Tak hanya itu, upaya normalisasi Kali Ciliwung yang sedang berjalan dan pengerukan endapan lumpur juga akan mengurangi dampak banjir di Jakarta. Pelebaran drainase di Jakarta juga akan dilakukan sebagai upaya penanggulangan banjir.

"Sistem pengairan di Jakarta kami selalu perbaiki, gorong-gorong yang ada di wilayah, setiap RT (rukun tetangga) akan berusaha merencanakan itu dalam penanggulangan banjir," kata Joko.

Di sisi lain, menurut Joko, banjir yang terjadi beberapa hari lalu di Jakarta murni karena faktor dampak hidrometeorologi bukan karena banjir kiriman dari daerah penyangga. Pasalnya, sesuai perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan di Jakarta pada Januari-Februari 2023.

"Kami tidak katakan itu banjir kiriman, ini faktor hidrometeorologi, itu lah sebenarnya faktor alam. Kami tidak akan menyalahkan daerah sekitar dan lebih penting bagaimana koordinasi dengan pemda di sekitar," kata mantan Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Bali itu.

Sementara itu, Pintu Air Manggarai ketika dikunjungi Sekda DKI Joko sudah bersih dari sampah. Sejumlah petugas mengerahkan tiga alat berat untuk mengeruk sampah di Pintu Air Manggarai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement