REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (1/3/2023) berjanji untuk menghilangkan jejak dampak gempa dan menyembuhkan luka para korban gempa kuat yang telah merenggut lebih dari 45.000 jiwa.

“Mudah-mudahan, kami akan menghapus jejak gempa yang terjadi pada 6 Februari secepat mungkin,” kata Erdogan pada pertemuan fraksi Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di gedung parlemen.

Gempa bumi berkekuatan M 7,7 dan 7,6, berpusat di Kahramanmaras, yang juga berdampak besar bagi 10 provinsi lain – Hatay, Gaziantep, Adiyaman, Malatya, Adana, Diyarbakir, Kilis, Osmaniye, Sanliurfa, dan Elazig.

Sekitar 13,5 juta orang terdampak gempa dahsyat tersebut di wilayah Turki.

"Kami akan menghilangkan puing-puing, kami akan menyembuhkan luka, kami akan mengganti rumah yang runtuh dengan yang baik, kami akan memenangkan hati, kami akan membangun masa depan baru dan kehidupan baru bagi rakyat kami," ucap Presiden.

Sementara itu, terkait pemilihan presiden dan parlemen yang akan datang di Turki, presiden mengisyaratkan bahwa pemilihan akan diadakan pada 14 Mei, sesuai dengan rencana sebelumnya.

“Ketahuilah dengan baik bahwa bangsa ini mudah-mudahan akan melakukan apa yang diperlukan pada 14 Mei,” kata Erdogan kepada anggota parlemen.

Pasca gempa dahsyat itu, tersebar isu beredar di sosial media bahwa pemilu dapat ditunda hingga akhir tahun atau dapat diadakan pada 18 Juni.

Sebelum gempa, Erdogan pernah mengatakan 14 Mei adalah tanggal yang "paling cocok" untuk mengadakan pemilu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika