REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Makmur dari Pupuk Indonesia Group telah menyalurkan pendanaan sebanyak Rp 2,93 triliun di seluruh Indonesia sepanjang 2022 yang didominasi untuk perkebunan sawit. Program Makmur dalam holding Pupuk Indonesia Group ini berhasil menghimpun dan memberikan akses pendanaan petani hingga Rp 2,9 triliun di 2022.
"Sesuai dengan luas lahan memang sebagian besar yaitu Rp 1,2 triliun bergerak di perkebunan sawit, kemudian Rp 931 miliar di tebu, padi sekitar Rp 526 miliar dan jagung sekitar Rp 254 miliar," kata Project Manager Makmur Pupuk Kaltim, Adrian R.D Putera dalam Media Briefing virtual, Rabu (1/3/2023).
Sumber pendanaan, lanjutnya, sebagian besar masih berasal dari swadaya petani, kelompok tani, dan koperasi yang menaungi petani dengan nilai mencapai Rp 1,7 triliun. Diikuti pendanaan dari perbankan sebesar Rp 689 miliar, dan dari distributor atau off taker mitra sebanyak Rp 437 miliar serta sisanya berasal dari APBN, APBD, dan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN yang terlibat.
Sepanjang 2022, program Makmur berhasil melibatkan 30,577 petani atau tercapai 122,3 persen dari target. Begitu juga dengan luas lahan yang mencapai 66.136 hektare atau tercapai 110,2 persen dari target awal sebanyak 60 ribu hektare yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia.
"Di Pulau Kalimantan (realisasinya) terbesar 38,946 hektare atau sekitar 59 persen dari seluruh wilayah binaan kami dan terbesar kedua di Jawa, Nusa Tenggara, dan Papua Barat sebesar 20.765 hektare atau 31 persen dan juga Sulawesi 6.426 hektare atau 10 persen dari capaian luas lahan," ujarnya.
Kemudian berdasarkan data kumulatif yang direkam, terjadi rata-rata kenaikan produktivitas perkebunan padi dari 54, juta ton per hektare menjadi 6,8 juta ton per hektare. Lalu, komoditas jagung naik menjadi 7,1 juta ton per hektare dari yang sebelumnya 5,7 juta ton per hektare.
Adrian memaparkan bahwa Pupuk Kaltim mendapat tambahan penugasan luas lahan sebanyak 4.000 hektare dan menjadi 64 ribu hektare di 2023 dengan target petani yang dilibatkan sebanyak 32 ribu orang.
"Memang kalau kami lihat luas lahan dari program Makmur di 2023 tidak ada lonjakan jumlah luas lahan yang signifikan karena memang Pupuk Indonesia lebih menekankan pada tahun ini kami coba meningkatkan kualitas pendampingan kepada petani maupun kelompok tani," jelas dia.
Tak hanya itu, Pupuk Kaltim juga akan menjalankan digital farming dengan meluncurkan aplikasi digital pada 2023 ini dengan harapan validitas data bisa lebih baik dari pelaksanaan program Makmur di 2022.