Rabu 01 Mar 2023 22:40 WIB

Pakar: Kualitas Kepemimpinan Terlihat dari Fokus pada Kelompok Rentan

Kualitas kepemimpinan Ganjar terlihat fokus pada disabilitas, perempuan dan anak

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo, dinilai menunjukkan kualitas kepemimpinan yang baik dalam upaya menangani masalah sosial yang kompleks, salah satunya kemiskinan. Fokusnya pada kelompok masyarakat rentan juga dinilai menunjukkan kepedulian seorang pemimpin terhadap warga yang membutuhkan perhatian lebih.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo, dinilai menunjukkan kualitas kepemimpinan yang baik dalam upaya menangani masalah sosial yang kompleks, salah satunya kemiskinan. Fokusnya pada kelompok masyarakat rentan juga dinilai menunjukkan kepedulian seorang pemimpin terhadap warga yang membutuhkan perhatian lebih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dinilai menunjukkan kualitas kepemimpinan yang baik dalam upaya menangani masalah sosial yang kompleks, salah satunya kemiskinan. Fokusnya pada kelompok masyarakat rentan juga dinilai menunjukkan kepedulian seorang pemimpin terhadap warga yang membutuhkan perhatian lebih.

"Sebagai gubernur, Ganjar menunjukkan kualitas kepemimpinannya dengan memilih untuk memfokuskan kebijakan pada kelompok masyarakat rentan seperti disabilitas, perempuan dan anak," ujar pengamat politik, Lucius Karus, dalam keterangannya, Rabu (1/3/2023).

Lucius mengatakan, pilihan prioritas terhadap kelompok rentan, yakni disabilitas, perempuan, dan anak, sangat mungkin bukan sekadar untuk menggenjot target penurunan angka kemiskinan semata. Dia menilai, hal itu juga merupakan ekspresi kepedulian sebagai seorang pemimpin daerah.

Berdasarkan data BPS, tren kemiskinan pada wilayah Jawa Tengah menurun secara konsisten sejak tahun 2010. Secara rinci, pada 2010 berada di angka 13,3 persen. Tahun selanjutnya 12,36 persen; 11,66 persen; 11,47 persen; 10,96 persen; 11,13 persen; 10,7 persen; 10,12 persen; 9,66 persen; 9,22 persen; 10,19 persen; dan terakhir berada di angka 9,71 persen pada 2021.

Selain otu, ata-rata ketimpangan pendapatan atau Indeks Gini Jawa Tengah tahun 2014-2021 menjadi yang terendah dibandingkan provinsi se-Jawa dan Nasional. Hal tersebut dia katakan menandakan pemerataan pendapatan tahun 2014-2021 di Jawa Tengah lebih baik dibandingkan provinsi se-Jawa dan nasional.

Lebih lanjut Lucius melihat, penurunan secara perlahan jumlah kelompok miskin menunjukkan beratnya persoalan mendasar yang menjadi akar kemiskinan di masyarakat. Oleh karena itu, pemimpin dituntut untuk inovatif, kreatif, dan responsif dalam menangani masalah ini.

Meskipun perubahan positif tidak langsung terlihat secara besar-besaran dalam waktu singkat, namun Lucius menyebut setiap langkah kecil menuju penurunan kemiskinan harus selalu diapresiasi.

"Karena itu pemimpin dituntut untuk inovatif, kreatif dan responsif. Inovasi Ganjar bisa dibaca dalam konteks ini, yakni ikhtiar untuk konsisten menurunkan angka kemiskinan. Walau tak langsung berdampak besar seketika, tetapi perubahan positif selalu menjadi ruang penuh harapan untuk berjuang," kata Lucius.

Di sisi lain, Lucius berpendapat berbagai gerakan inovatif yang dilakukan Ganjar bakal dianggap oleh sejumlah pihak sebagai sebuah pencitraan. Akan tetapi, dia menyebut penilaian itu tak perlu dijadikan hambatan bagi Ganjar untuk terus bekerja keras dalam mengatasi kemiskinan di Jateng.

"Tentu semua orang bisa menilai tetapi konsistensi Ganjar untuk fokus mengembangkan inovasi untuk menurunkan angka kemiskinan menjadi poin positif baginya," ujar dia.

Upaya Ganjar untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah dilakukan dengan menelurkan sejumlah inovasi. Di antaranya 'Sekolah Perempuan Cerdas Zaman Now' atau 'Serat Kartini' dan 'Ceting Ketan', yang merupakan singkatan dari "Mencegah Stunting pada Kelompok Rentan'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement