BOYANESIA -- Suku Bawean adalah salah satu suku bangsa yang berasal dari Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Suku Bawean terbentuk karena terjadi percampuran antara orang Madura, Melayu, Jawa, Banjar, Bugis, dan Makassar selama ratusan tahun di pulau berjuluk pulau putri itu.
Untuk menafkahi keluarganya, orang Bawean zaman dulu kemudian banyak yang merantau ke negeri tetangga, khususnya ke Singapura dan Malaysia. Di sana lah suku Bawean mengais rezeki dan tumbuh hingga menjadi komunitas yang besar.
Namun, suku Bawean yang sudah tinggal di Singapura dan Malaysia memiliki panggilan khusus. Di kedua negeri itu mereka kerap dipanggil sebagai "Boyan". Kata ini merujuk pada pengucapan kolonial Eropa yang menyebut Bawean menjadi Boyan.
Namun, kata Boyan juga kerap dimaknai sebagai sopir atau tukang kebun. Karena, pada saat awal migrasi orang Bawean ke Malaysia dan Singapura banyak yang bekerja sebagai sopir atau tukang kebun. Sementara, suku Bawean yang tinggal di Pulau Bawean sendiri lebih sering menyebut diri mereka sebagai "Oreng Bhebien".
Suku Bawean termasuk suku yang suka merantau. Mereka telah merantau sejak ratusan tahun yang lalu. Saat Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda, orang-orang Bawean banyak yang merantau ke negeri jiran.
Di Singapura sendiri, suku Bawean menjadi salah satu komunitas yang penting. Mereka sudah merantau ke Singapura sejak abad ke-19. Pada awalnya, suku Bawean yang baru hijrah ke Singapura tinggal di rumah-rumah komunal yang disebut pondok hingga kemudian punya rumah sendiri.
Sensus Penduduk di Singapura pada 1849 mencatat adanya populasi keturunan Bawean di Singapura. Namun, kemungkinan besar orang Bawean sudah tiba lebih awal. Karena, sensus penduduk di Singapura sebelum tahun 1849 mengklasifikasikan orang Bawean sebagai suku Bugis, Jawa, dan suku lainnya. Ada catatan sejarah yang menyebut bahwa orang Bawean terlebih dahulu tiba di Singapura setelah tahun 1828.
Meskipun sudah menetap di Singapura, hingga saat ini masih banyak suku Bawean yang mempertahankan ikatan dengan kerabat mereka di Pulau Bawean. Bahkan, pada momen-momen besar seperti Hari Raya Idul Fitri, sebagian dari mereka pulang ke kampung halamannya di Pulau Bawean.
Kehadiran orang Bawean di Malaysia juga telah menjadi bagian sejarah dan sebuah kontribusi bagi perkembangan Negara Malaysia. Di Malaysia, orang Bawean juga dikenali sebagai orang Boyan. Orang Bawean bermigrasi ke Semenanjung Melayu pada waktu itu secara bebas tanpa ada halangan dan perjanjian dengan pihak tertentu.
Sebelum tahun 1940, orang Bawean datang ke Semenanjung Malaya menaiki kapal barang dan pengangkut penumpang dari Singapura dan Pulau Bawean. Setelah Perang Dunia Kedua, orang Bawean di Singapura telah berpindah ke tempat-tempat lain terutama di wilayah Semenanjung Malaya.