REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pendakian pertama adalah hal paling ditunggu-tunggu dengan sangat antusias bagi sebagian orang yang memang sejak lama ingin menjajal terjal hiking track. Perlu diingat pula, pendakian merupakan salah satu extreme sport sehingga persiapannya harus serius.
Ketua Mapala Jurusan Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2011-2012, Mahardeka Dhias, mengaku dirinya masih aktif mendaki hingga saat ini. Sebagai orang yang sudah berpengalaman, ia memandang persiapan naik gunung itu penting sekali, bukan main-main.
"Biasanya saya bagi jadi empat, logistik, fisik, pengetahuan, dan skill," ucap Dhias saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (1/3/2023).
1. Logistik
Sebelum memulai pendakian, pastikan kesiapan logistik, mulai dari makanan hingga perlengkapan. Untuk makanan, pertimbangkan lama pendakian yang dilakukan.
Pastikan makanan tidak kurang. Ada makanan individu yang dibawa perorangan untuk camilan saat pendakian, ada juga makanan utama untuk pagi, siang, dan malam yang dapat disantap bersama.
Untuk perlengkapan pun juga yang pribadi dan kelompok. Perlengkapan kelompok ini seperti nesting, tenda, kompor, gas, dan lainnya. Bawaan itu perlu dibagi-bagi, tergantung kekuatan tiap pendaki.
"Perlengkapan pribadi ini wajib dibawa, tidak boleh tidak di setiap individu pendaki," papar Dhias.
Selain itu, penting juga untuk menentukan leader group. Orangnya harus yang lebih tahu dan paham terkait pendakian yang akan dilakukan.
Sebelum mendaki, lakukan pula pengecekan ulang barang bawaan. Tujuannya agar setiap orang saling tahu apa yang dibawanya.
2. Fisik
Berbicara mengenai kasus kematian anggota Mapala Universitas Jenderal Soedirman di Gunung Slamet, Dhias mengingatkan pentingnya latihan fisik. Misalnya, dengan melakukan olahraga kecil, seperti jogging atau berenang.
"Kalau ngomongin Gunung Slamet, perjalanan normalnya kalau tidak ada apa-apa bisa delapan hingga sembilan jam baru sampai pos untuk mendirikan tenda," ujar Dhias.
Dari pos tempat pendirian tenda, masih tiga sampai lima jam pendakian lagi untuk bisa menuju puncak. Otomatis, kesiapan fisik harus menunjang.
Penting juga untuk mempersiapkan mental. Sebab, pendakian ini akan sangat-sangat menguji mental.
"Orang yang benar-benar yakin dan sungguh-sungguh, dia pasti bisa melakukan pendakian. Karena kita tahu pendakian selama berjam-jam tadi butuh fisik dan mental yang benar-benar prima," kata Dhias.