Rabu 01 Mar 2023 23:46 WIB

Kemen PPPA Prihatin Ada Kasus Ibu Pukul Anaknya Pakai Sapu Hingga Meninggal Dunia

"Seharusnya seorang ibu menyayangi anaknya, tapi ini sebaliknya."

Kekerasan terhadap anak (ilustrasi). Kementerian PPPA prihatin terhadap kasus pemukulan ibu kepada anaknya hingga meninggal dunia.
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Kekerasan terhadap anak (ilustrasi). Kementerian PPPA prihatin terhadap kasus pemukulan ibu kepada anaknya hingga meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nahar menanggapi kasus penganiayaan ibu terhadap anaknya hingga meninggal dunia. Dia menegaskan, setiap orang tua harus menjamin bahwa dirinya tidak akan melakukan kekerasan terhadap anaknya.

Menurut dia, anak berhak berhak diasuh dengan kasih sayang oleh orang tuanya. KemenPPPA sangat menyesalkan terjadinya peristiwa penganiayaan berujung kematian tersebut. "Kami prihatin dengan kasus-kasus seperti ini. Patut diduga orang tua tidak memiliki kecakapan dalam mengasuh anaknya. Seharusnya seorang ibu menyayangi anaknya, tapi ini sebaliknya, melakukan kekerasan hingga meninggal," kata Nahar.

Baca Juga

Pihaknya mengajak masyarakat yang mengalami, mendengar, melihat, atau mengetahui kasus kekerasan agar berani melapor ke KemenPPPA melalui hotline Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 atau WhatsApp 08111-129-129. "Jika ada yang mendengar, mengetahui, dan melihat anak mengalami kekerasan segera hubungi call center 129 atau Whatsapp 08111129129," kata Nahar.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang perempuan berinisial W (34) menganiaya anak kandungnya, D (7) dengan menggunakan sapu di Jambi, pada Jumat (24/2/2023) lantaran sang anak tidak memenuhi perintah ibunya untuk mengisi air ke dalam ember. Seusai menganiaya korban, W kemudian membawa D yang dalam keadaan tidak sadarkan diri dan badannya penuh luka-luka ke RSUD Kolonel Abundjani Bangko. Namun malang, korban akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit. Polisi telah menetapkan W sebagai tersangka dan menahannya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement