Kamis 02 Mar 2023 06:32 WIB

Sakura Mekar Lebih Cepat di Washington

3.700 pohon sakura Washington akan mencapai puncak mekar tahun ini pada 22-25 Maret.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Bunga sakura terlihat saat seorang pria memancing di sepanjang Hains Point di Washington, Senin, 27 Februari 2023.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Bunga sakura terlihat saat seorang pria memancing di sepanjang Hains Point di Washington, Senin, 27 Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pohon sakura di ibu kota negara Amerika Serikat (AS) dibingungkan oleh perubahan iklim. Bunga yang identik dengan Jepang ini mekar lebih awal dari yang diharapkan karena musim dingin yang luar biasa hangat.

Walikota Washington Muriel Bowser dan National Park Service (NPS) mengumumkan pada Rabu (1/3/2023), bahwa 3.700 pohon sakura Washington akan mencapai puncak mekar tahun ini pada 22-25 Maret. Itu beberapa hari lebih awal dari yang diperkirakan oleh pengamat dan pakar.

Baca Juga

"Ini merupakan tahun yang menantang untuk membaca pohon,” kata Pengawas NPS untuk pusat nasional dan taman peringatan Jeff Reinbold.

Bunga sakura yang lebih cepat ini salah satunya akibat musim dingin terhangat. Ditambah lagi fluktuasi suhu yang dramatis pada dasarnya mengirimkan sinyal yang membingungkan ke pepohonan.

Musim dingin di distrik itu menampilkan perubahan suhu yang dramatis, termasuk satu minggu pada Februari yang mencapai 27 derajat celcius satu hari dan turun salju sebentar dua hari kemudian. Hasil akhirnya, menurut Reinbold, adalah pohon yang seperti remaja hormonal.

"Ada banyak hal yang terjadi di sana," kata Reinbold.

Mekar awal, dengan sendirinya, bukanlah masalah besar, kecuali suhu turun tiba-tiba lagi sekarang karena bunga yang muncul ini rentan. “Embun beku awal pasti akan merusak bunga,” kata Reinbold.

Dalam upaya berkelanjutan mereka untuk memelihara dan melindungi pepohonan, pejabat NPS harus menghadapi masalah terkait perubahan iklim kedua. Mereka berhadapan dengan banjir rutin di Tidal Basin karena naiknya permukaan air laut.

Waduk buatan manusia seluas 43 hektar tempat konsentrasi pohon terbesar berada sekarang banjir dua kali sehari saat air pasang, menenggelamkan hamparan trotoar di sebelah Jefferson Memorial. Saat hujan deras yang rutin terjadi di Washington, air banjir benar-benar meluap ke tanggul laut di beberapa lokasi dan merendam akar pohon dengan air payau yang asin.

Profesor emeritus hortikultura di University of Maryland Chris Walsh menyatakan, dampak ganda dari perubahan suhu yang membingungkan dan banjir Tidal Basin merupakan potensi ancaman jangka panjang bagi kesehatan pohon. Musim dingin yang lebih hangat dan suhu yang berfluktuasi menghasilkan bunga mekar awal yang serupa tahun ini di pohon buah berbunga lainnya seperti aprikot dan pir.

"Semuanya lebih cepat dari jadwal tahun ini," katanya.

Presiden Festival Cherry Blossom Diana Mayhew mengatakan, tanggal mekar tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya. Namun itu adalah yang kedua paling awal yang disaksikan dalam 23 tahun bersama organisasi tersebut. Akibatnya, organisasinya mempercepat jadwal, memajukan beberapa acara yang direncanakan di Tidal Basin dalam seminggu.

Mayhew mengatakan, dia dan pejabat kota mengharapkan tahun yang meriah untuk festival tersebut, biasanya menandakan dimulainya musim turis secara tidak resmi. Musim bunga sakura 2020 pada dasarnya dihancurkan secara langsung oleh bayang-bayang pandemi Covid-19, yang menyebar ke seluruh negeri tepat saat festival mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan puncak mekar tahun itu. Penyelenggara akhirnya terpaksa membatalkan sebagian besar acara tatap muka.

Festival Bunga Sakura 2021 berlangsung sepenuhnya di bawah batasan pandemi dengan penyelenggara hanya menawarkan sesi pemantauan mekar secara daring serta berbagai acara dan aktivitas virtual. Musim tahun lalu menarik sekitar 1,1 juta pengunjung, mendekati rata-rata pra-pandemi sebanyak 1,5 juta. Tahun ini, Mayhew mengatakan, berharap untuk menyamai atau melampaui angka pra-pandemi itu.

Bunga sakura Washington berasal dari 111 tahun yang lalu hingga hadiah asli pada 1912. Sebanyak 3.000 pohon diberikan kepada pemerintah AS dari walikota Tokyo.

Kedutaan Besar Jepang di AS sangat terlibat dalam pemeliharaan dan festival tahunan. Mereka mengorganisir sejumlah acara dan pertunjukan bertema bunga sakura.

Kepala kedutaan Jepang Koichi Ai mengatakan pada Rabu, bahwa pohon-pohon tersebut memiliki 'status khusus' dalam budaya Jepang. Siklus mekar mereka yang singkat tetapi spektakuler. "Sifat kecantikan yang sementara dan siklus kehidupan yang abadi," katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement