REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Tingkat curah hujan selama bulan suci Ramadhan di sebagian besar wilayah Arab Saudi diprediksi akan lebih tinggi. Informasi ini disampaikan oleh analis cuaca di Pusat Meteorologi Nasional (NCM), Aqeel Al-Aqeel.
Dilansir di Saudi Gazette, Kamis (2/3/2023), Al-Aqeel mengatakan bahwa kondisi cuaca pada awal Ramadhan akan moderat di wilayah utara, timur, dan tengah Kerajaan Arab Saudi.
Bulan suci Ramadhan tahun ini disebut terjadi bertepatan dengan musim semi. Sehingga, laju curah hujan akan meningkat, suhu juga akan meningkat satu derajat Celsius.
Al-Aqeel menambahkan, suhu ini akan lebih tinggi satu setengah derajat Celsius di wilayah Tabuk, Al- Jouf dan Salam. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan, suhu maksimum akan meningkat pada akhir Ramadan di wilayah Makkah dan pantainya.
Adapun Pusat Meteorologi Nasional disampaikan akan mengeluarkan laporan yang lebih rinci tentang kondisi cuaca sebelum Ramadhan.
Untuk Ramadhan tahun ini, wilayah Timur Tengah diprediksi akan melaksanakan puasa selama 13 jam. Hal ini disampaikan oleh Direktorat Jenderal Urusan Islam dan Wakaf Uni Emirat Arab (UEA).
Selain mempersingkat waktu puasa, puasa tahun ini juga bertepatan dengan musim dingin. Ketua Dewan Direksi Emirates Astronomical Society, Ibrahim Al Jarwan, mengatakan suhu diperkirakan akan jauh lebih sejuk karena bulan suci akan jatuh pada awal musim semi.
"Gangguan cuaca musim semi Al Sarayat juga bisa terjadi selama Ramadhan, yang bisa menyebabkan hujan lebat," kata dia.
Sumber:
https://saudigazette.com.sa/article/630226/SAUDI-ARABIA/Average-rainfall-during-Ramadan-2023-to-be-higher-in-most-Saudi-Arabias-regions