REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Demam kecerdasan buatan (AI) tiba-tiba menjadi tren baru di dunia teknologi. Ini memaksa perusahaan teknologi untuk bergabung dengan tren baru.
Misalnya, Microsoft telah menginvestasikan sejumlah besar uang ke Open AI. Mereka telah mulai mengintegrasikan alat AI ke dalam produk dan layanannya.
Google juga telah mengeluarkan alat AI-nya sendiri. Itu disebut Google Bard. Sementara dengan laporan eksperimen AI baru, Meta adalah perusahaan teknologi terbaru yang menggunakan rangkaian AI.
Dilansir dari Gizchina, Kamis (2/3/2023), CEO Meta Mark Zuckerberg telah mengumumkan bahwa perusahaan saat ini sedang mengerjakan grup produk tingkat atas baru. Produk ini akan mengintegrasikan AI generatif ke dalam layanannya yang digunakan oleh miliaran pengguna di seluruh dunia.
Lebih lanjut, pria kelahiran 1984 ini menjelaskan tim Meta pertama-tama akan fokus pada pembuatan alat kreatif AI. Namun, tujuan jangka panjangnya adalah membuat alat AI yang dapat membantu orang dalam banyak hal.
Zuckerberg menambahkan banyak pekerjaan dasar yang sedang berlangsung. Perusahaan akan mengumumkan kepada publik setelah pekerjaan tersebut selesai.
Meta akan memulai dengan menguji alat AI berbasis teks seperti ChatGPT di WhatsApp dan Messenger. Raksasa teknologi ini mungkin akhirnya menawarkan fitur AI berbasis teks untuk bisnis penjualan dan dukungan pelanggan, karena pengguna akan menyambut fitur baru ini dengan antusiasme.
Selain WhatsApp AI, Meta juga mencoba menggunakan alat AI ini di berbagai bidang seperti membuat filter dan iklan untuk Instagram. Perusahaan juga mencoba opsi untuk menggunakan video dan fitur multimedia lainnya.
Seperti dilansir Axios, mantan eksekutif Apple, Ahmad Al-Dahle akan memimpin proyek ini. Tim ini juga akan melapor kepada Chief product Officer Chris Cox.