Kamis 02 Mar 2023 12:07 WIB

Cina Bersedia Bicara dan Selesaikan Utang Negara Berpendapatan Rendah

Cina saat ini menjadi kreditor bilateral terbesar di dunia.

Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri China Li Keqiang.mengatakan Cina bersedia untuk secara konstruktif berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah utang negara-negara berpendapatan rendah melalui kerangka kerja multilateral
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Perdana Menteri China Li Keqiang.mengatakan Cina bersedia untuk secara konstruktif berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah utang negara-negara berpendapatan rendah melalui kerangka kerja multilateral

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina bersedia untuk secara konstruktif berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah utang negara-negara berpendapatan rendah melalui kerangka kerja multilateral, kata Perdana Menteri Li Keqiang, Rabu (1/3/2023).

Cina, kreditor bilateral terbesar di dunia, telah mengkritik pemberi pinjaman multilateral karena tidak menerima kerugian, atau pemotongan, atas pinjaman ke negara-negara berpenghasilan rendah, sementara Beijing diminta melakukannya dengan kredit yang telah diperpanjang sendiri.

Baca Juga

Dalam panggilan telepon dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, Li mengatakan bahwa menyelesaikan masalah utang negara-negara berpenghasilan rendah membutuhkan partisipasi semua kreditur, menurut pernyataan Dewan Negara atau kabinet.

Cina mendesak negara-negara Kelompok 20 (G20) bulan lalu untuk melakukan analisis yang adil, objektif, dan mendalam tentang penyebab masalah utang global karena seruan kepada pemberi pinjaman untuk membantu negara-negara miskin yang sarat utang dengan menerima kerugian besar atas pinjaman mereka.

Cina adalah pemberi pinjaman utama bagi negara-negara dengan utang tinggi, seperti Ghana dan Zambia.

Zambia berutang kepada Beijing hampir 6 miliar dolar AS dari total utang luar negeri sebesar 17 miliar dolar AS pada akhir tahun 2021, menurut data pemerintah.

Sementara Ghana berutang kepada Cina 1,7 miliar dolar AS, menurut International Institute of Finance, sebuah asosiasi perdagangan jasa keuangan yang berfokus pada pasar negara berkembang.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.

(QS. At-Taubah ayat 36)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement