Kamis 02 Mar 2023 12:59 WIB

10 Anggota UE Desak Pasar Tunggal Dirombak Demi Lawan AS dan Cina

UE ingin lebih kompetitif melawan AS dan Cina di sektor energi bersih

Bendera Uni Eropa terlihat di luar Gedung Komisi Uni Eropa pada siang hari di Brussel, Belgia pada
Foto: Anadolu Agency
Bendera Uni Eropa terlihat di luar Gedung Komisi Uni Eropa pada siang hari di Brussel, Belgia pada

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sepuluh negara Uni Eropa (UE) pada Rabu (1/3/2023) menyerukan perombakan pasar tunggal UE untuk membuat blok tersebut lebih kompetitif melawan Amerika Serikat dan Cina di sektor energi bersih.

Seruan itu datang dalam surat kepada eksekutif Komisi Eropa, yang dapat mengusulkan undang-undang UE baru, dari perdana menteri Belgia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Irlandia, Latvia, Lituania, Belanda, dan Slovakia.

"Perhatian politik telah difokuskan pada langkah-langkah jangka pendek mengingat harga energi yang tinggi dan persaingan global yang lebih tegas di sektor teknologi bersih," kata 10 pemimpin Uni Eropa dalam surat tersebut, yang dilihat oleh Reuters.

Baca juga : Cina Kecam Pernyataan FBI tentang Asal Covid-19

"Yang dibutuhkan Uni Eropa sekarang adalah strategi daya saing jangka panjang untuk bersaing dengan pesaing global utama kami dalam hal produksi dan produktivitas ekonomi," kata mereka mendesak topik tersebut untuk dibahas pada KTT Uni Eropa berikutnya pada 23-24 Maret.

Mereka mengatakan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19, invasi Rusia ke Ukraina, dan Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS telah membuat masalah daya saing Eropa menjadi sorotan.

"Eropa membutuhkan strategi jangka panjang untuk daya saing dan produktivitas, yang melengkapi inisiatif terbaru Komisi dari Green Deal Industrial Plan," kata surat itu.

Surat itu mengatakan pasar tunggal UE memerlukan perombakan, mencatat bahwa sektor jasa UE, yang menghasilkan lebih dari dua pertiga produk domestik bruto Eropa, sangat penting bersama dengan industri "teknologi bersih", seperti produksi baterai atau instalasi hidrogen.

Para pemimpin mengatakan bahwa penekanan harus ditempatkan pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan.

Baca juga : Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah

Mereka juga mendesak kemajuan yang lebih cepat pada proyek Uni Pasar Modal UE, yang bertujuan untuk mempermudah perusahaan-perusahaan memanfaatkan modal swasta, tetapi kemajuannya lambat sejak 2014 karena perbedaan antara 27 pemerintah UE.

"Mengurangi hambatan dan meningkatkan fungsi pasar modal akan meningkatkan alokasi modal dan mendukung perusahaan-perusahaan kami dan karenanya daya saing UE," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement