REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya diajak untuk belajar membaca Alquran. Kegiatan belajar membaca Alquran ini digelar secara berkala dan diharapkan berkelanjutan.
Kepala Lapas Kelas II B Tasikmalaya Davy Bartian mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pembinaan mental dan keagamaan warga binaan. Menurut dia, kegiatan itu juga merespons masih adanya warga binaan yang diperkirakan buta aksara Alquran.
“Sebenarnya program ini sudah lama dilakukan, tapi sudah banyak yang bebas (keluar dari lapas). Jadi, dijaring lagi yang baru,” kata Davy, saat dikonfirmasi Republika, Kamis (2/3/2023).
Menurut Davy, ada sekitar 174 warga binaan yang diperkirakan belum bisa membaca Alquran maupun belum fasih. Untuk itu, kata dia, kegiatan belajar membaca atau pemberantasan buta aksara Alquran itu digelar secara berkala setiap Senin dan Rabu, serta diharapkan dapat berkelanjutan.
Lewat kegiatan itu, Davy berharap warga binaan Muslim jadi bisa membaca Alquran, dari sebelumnya tidak bisa. Bahkan, ia berharap nantinya bisa ada warga binaan Lapas Tasikmalaya yang menjadi hafiz. “Mudah-mudahan kegiatan pemberantasan buta aksara Alquran ini dapat berjalan dengan lancar, serta bisa mencetak hafiz,” ujar dia.
Davy mengatakan, membaca Alquran ini penting sebagai kemampuan dasar warga binaan yang Muslim. Alquran pun merupakan pedoman kehidupan bagi umat Muslim.
“Kegiatan ini harus dijadikan sebagai pembelajaran bagi kita semua, dengan harapan untuk terus diamalkan sesudah menjalani pidana di Lapas Tasikmalaya, agar bisa dijadikan bekal, serta mendapatkan keberkahan dari Allah,” ujar Davy.