Kamis 02 Mar 2023 23:08 WIB

Permintaan Cina Diprediksi Naik, Harga Minyak Meningkat

Harga minyak naik karena pasokan cukup dan adanya permintaan dari manufaktur China.

Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri. Harga minyak dunia tercatat terus mengalami kenaikan.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri. Harga minyak dunia tercatat terus mengalami kenaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak tercatat naik pada akhir perdagangan Rabu (1/3/2023) atau Kamis pagi WIB karena tanda-tanda pasokan yang cukup, termasuk persediaan minyak mentah AS yang meningkat, diimbangi harapan yang meningkat untuk permintaan yang lebih tinggi setelah lonjakan manufaktur di importir minyak mentah utama Cina.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terangkat 64 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di 77,69 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei bertambah 86 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup di 84,31 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca Juga

Persediaan minyak mentah AS pekan lalu naik 1,2 juta barel ke level tertinggi sejak Mei 2021 menjadi 480,2 juta barel, data pemerintah menunjukkan, mengalahkan ekspektasi para analis untuk kenaikan 457 ribu barel. Itu kenaikan pekanan ke-10 berturut-turut.

"Sampai pasokan yang menggantung ini dapat menyempit di tengah beberapa penurunan di Cushing, tren pasokan minyak mentah AS selanjutnya dapat membatasi kenaikan harga tambahan," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch.

Cushing, Oklahoma adalah pusat penyimpanan minyak mentah AS.

Diskon yang melebar dari WTI terhadap Brent berkontribusi pada lonjakan ekspor minyak mentah AS minggu lalu ke rekor tertinggi di 5,6 juta barel per hari, yang menghasilkan peningkatan yang lebih kecil daripada pekan-pekan sebelumnya. Hal ini diungkapkan analis UBS, Giovanni Staunovo.

Tanda-tanda lain dari pasokan yang cukup, produksi minyak Rusia mencapai tingkat pra-sanksi untuk pertama kalinya pada Februari. Produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga naik pada Februari.

"Ekonomi Cina sedang pulih sekarang dan ini bisa menjadi pendorong positif bagi harga minyak," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Produsen minyak terbesar kedua di Rusia, Lukoil, telah menyiapkan pemuatan minyak Ural dari kapal ke kapal (STS) di dekat pelabuhan barat Kaliningrad. Pemuatan STS minyak mentah Ural Rusia mencapai rekor tertinggi di Mediterania pada Januari karena para pedagang memindahkan kargo ke kapal yang lebih besar untuk membuat pengiriman jarak jauh ke Asia lebih hemat biaya.

Sebuah indeks resmi menunjukkan aktivitas manufaktur Cina berkembang pada Februari dengan laju tercepat dalam lebih dari satu dekade, memberi harapan akan peningkatan permintaan minyak. Sementara indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi Cina naik menjadi 52,6 bulan lalu dari 50,1 pada Januari, survei sektor swasta juga menunjukkan aktivitas meningkat untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.

"Putaran kejutan kenaikan lainnya di PMI China lebih lanjut memberikan keyakinan akan pemulihan yang lebih kuat dari yang diperkirakan, yang mendukung prospek permintaan minyak yang lebih optimis," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement