REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa fenomena gempa akibat patahan multisegmen seperti di Turki pada awal Februari lalu berpotensi terjadi di Indonesia. "Sesar yang memiliki kemiripan dengan sesar di Turki, yaitu sesar Cimandiri, sesar ini mempunyai potensi gempa kuat yang dipicu oleh aktivitas multisegmen sesar aktif di dalam zona sesar Cimandiri," ujar dia, dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Ia memaparkan, di zona sesar Cimandiri itu, khususnya kota Pelabuhan Ratu dan Sukabumi, terdapat segmen Cimandiri, Nyalindung-Cibeber dan Rajamandala yang berarah timur laut-barat daya dan menerus ke teluk Pelabuhan Ratu.
"Zona sesar utama Cimandiri ini sangat berdekatan dengan jalur sesar Citarik dan sesar Cipamingkis yang semua merupakan jalur sesar aktif. Gempa kuat dapat terjadi saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks semacam ini," tuturnya.
Di wilayah lainnya, lanjut dia, juga segmen sesar Palu Koro di Sulawesi Tengah. Potensi gempa kuat yang dipicu oleh aktivitas multisegmen sesar aktif yang berdekatan atau bersinggungan dapat terjadi di zona sesar Palu Koro.
"Di zona ini terdapat segmen Palu, Saluki, Moa dan Kuleana yang berarah selatan-utara, menerus ke Teluk Palu," kata Dwikorita.
Ia menambahkan, zona segmen sesar utama Palu-Kuleana ini berdekatan dengan segmen sesar Palolo A dan Palolo B yang semua merupakan segmen sesar aktif. Kemudian, multisegmen sesar Kumering-Semangko di selatan Sumatera. Di zona ini, khususnya di Kota Bandar Lampung dan Kotaagung dekat segmen Kumering utara, Kumering selatan, Semangko barat dan Semangko timur berarah barat laut-tenggara dan menerus ke Teluk Semangko.
"Zona sesar utama Semangko ini dekat jalur sesar Semangko Graben dan sesar Ujung Kulon yang semua merupakan sesar aktif," paparnya.
Selain itu, lanjut dia, gempa multisegmen juga berpotensi terjadi kota Banda Aceh. Di zona ini terdapat segmen Aceh, Seulimeum yang berarah barat laut-tenggara. Ujung segmen itu menerus ke laut. Zona sesar utama ini berdekatan dengan jalur sesar Pidie Jaya, Batee, Tripa, dan Peusangan yang semua merupakan jalur sesar aktif.
"Jadi patahannya tuh tidak hanya satu tapi di sekitarnya ini ada patahan-patahan yang lain yang dikhawatirkan pergerakan salah satu patahan ini dapat melompat memicu terjadinya pergerakan pada segmen patahan yang lain," jelasnya.
Dwikorita mengatakan, fenomena gempa multisegmen seperti di Turki memberikan peringatan bagi masyarakat di Indonesia untuk waspada.
"Untuk itu kita juga harus segera melakukan penguatan tentang sistem mitigasi bencana gempa bumi," katanya.