Jumat 03 Mar 2023 06:38 WIB

Investor Jepang Kucurkan Dana di Kota Bogor untuk Halal Food Center

Pembangunan Halal Food Center di wilayah Rancamaya, butuh dana 16,8 juta dolar AS.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan, mendapatkan dua calon investor potensial dari Jepang untuk program pembangunan sentra pangan halal atau Halal Food Center di Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan. Kata dia, program pembangunan Halal Food Center  itu membutuhkan investasi senilai USD 16,8 juta atau sekitar Rp 257,3 miliar.

Dalam keterangan tertulisnya, Bima Arya mengatakan, lawatannya ke Jepang tepatnya di Tokyo, telah bertemu dan memaparkan potensi investasi tersebut kepada para calon investor hari ini.

"Tadi kami bertemu dua potensial investor dari Jepang, yaitu Kajima Corporation dan Mitsubishi Logistic. Salah satu program yang sedang kita akselerasikan adalah pembangunan Halal Food Center di wilayah Rancamaya, di atas lahan milik Pemkot Bogor seluas 9 hektare. Ini kita bermitra dengan IPB. Dibutuhkan dana yang tidak sedikit angkanya sekitar 16,8 juta dolar AS," ungkapnya.

Kunjungan Bima Arya sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya antara Bima Arya dengan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi di Kebun Raya Bogor, 1 Februari 2023.

Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Director Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Tokyo Muhammad Riffana itu, Bima Arya menjelaskan konsep Halal Food Center yang di dalamnya akan diisi oleh sentra UMKM hingga tempat wisata.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Bima Arya juga didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor Firdaus serta Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, Perindustrian Kota Bogor Atep Budiman.

"Saya jelaskan bagaimana Halal Food Center ini. Di dalamnya ada tempat pemotongan hewan, ada sentra UMKM, distribusi logistik dan juga tempat wisata. Kami proyeksikan bukan hanya tempat pengembangan UMKM tapi juga menjadi destinasi dari turis yang berkunjung ke Kota Bogor," jelas Bima.

Bima juga mengaku, terkejut ketika calon investor yang ditemuinya itu sudah mempelajari data-data seputar Kota Bogor sebelumnya, termasuk mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Kota Bogor pascapandemi.

"Mereka ternyata sudah punya data-data. Saya cukup surprise juga, mereka tahu pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor di atas rata-rata Jawa Barat dan Nasional. Prospek ekonomi di Bogor sangat luar biasa, apalagi market-nya sangat besar," tutur Bima.

Bima pun menerangkan potensi Kota Bogor merupakan bagian dari daerah perkotaan yang diapit oleh dua provinsi di sekitar ibu kota negara saat ini.

"Saya jelaskan, Kota Bogor tidak saja menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat, tapi juga bagian dari megapolitan terbesar di dunia, yaitu Jabodetabek," tambahnya.

Bima Arya juga melihat ada ketertarikan dari calon investor untuk menindaklanjuti pertemuan berikutnya di Kota Bogor. "Saya melihat bahwa ada ketertarikan dari mereka. Mudah-mudahan ada tindak lanjut. Bahkan, salah satu dari mereka akan segera mengunjungi Indonesia, khususnya ke Kota Bogor bulan depan," ujarnya berharap.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement