REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Digitalisasi adalah jalan pintas bagi bank syariah untuk bisa bersaing di pasaran. Tidak semua punya kapasitas besar dalam menggelontorkan dana, tapi dasar dari digitalisasi bank syariah bukan hanya itu.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi menyampaikan saat ini perbankan syariah perlahan hijrah ke transaksi digital untuk beberapa transaksi sederhana. Namun, tetap saja ada beberapa transaksi kompleks yang harus tetap diselesaikan di kantor cabang.
"Jadi belajar dari history 18 juta customer, yang geser ke mobile baru lima juta. Dari lima juta yang aktif 50 persen. Jadi, behaviour perlu dipahami, kalau semua (cabang) physical tutup nggak mudah, ada layanan online onboarding sudah bisa mobile, tapi adopsi belum optimal," katanya.
BSI terus berusaha meliterasi terkait digital syariah dalam kapasitasnya, menyesuaikan juga dengan kebutuhan. Menurut dia, pada kenyataannya mengedukasi masyarakat agar dapat hijrah ke perbankan digital bukan perkara yang mudah.